SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Apa sebenarnya manfaat koperasi? Keuntungan seperti apa yang akan diperoleh karyawan ketika sebuah koperasi didirikan di perusahaan? Benarkah, ketika koperasi didirikan, adalah sebuah jaminan kesejahteraan akan diperoleh anggota?

Sejatinya, saat Muhammad Hatta melahirkan konsep koperasi, kesejahteraan bagi anggota adalah tujuan utamanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua I Pengurus Koperasi Pegawai Kereta Api (Kopeka) Daop VI, Sunyono, mengatakan koperasi yang berada di lingkup perusahaan sangat membantu anggota.

Kopeka yang berdiri sejak 1990 menyelenggarakan berbagai program, di antaranya simpan pinjam, pengadaan barang kantor, pemeliharaan bangunan, penyedia tenaga kerja hingga minimarket.

“Jelas kesejahteraan karyawan dapat meningkat. Misal, saat membutuhkan dana bisa mengakses kredit. Ada juga unit usaha lain yang bisa dimanfaatkan. Anggota juga mendapatkan SHU,” jelas dia kepada Harian Jogja saat ditemui di ruang kerjanya, di Lempuyangan, Jogja, Jumat (20/5).

Pada 2010 lalu, dana Kopeka yang beredar sekitar Rp7 miliar. Sedang SHU yang dibagi mencapai Rp53 juta untuk 560 anggota. Tidak hanya itu, sekitar tiga kali dalam setahun ada keuntungan yang dapat diterima untuk menambah pemasukan bagi pegawai.

Ketua Koperasi Karyawan Nataour Garuda (Kopkar Nahoga) Masyhari, kepada Harian Jogja, menuturkan sejak berdiri 1989, Kopkar ini hanya memiliki unit bisnis simpan pinjam dan toko. Namun, dalam jangka waktu 22 tahun, ada sekitar sembilan unit bisnis yang mampu dikembangkan. Artinya, share yang dibagikan kepada anggota pun semakin besar.

Tidak hanya itu, untuk membantu karyawan, Koperasi ini juga memiliki kebijakan belanja sembako dengan cara kredit di toko.

“Sangat membantu karyawan. Meski tidak dapat gaji, hanya dengan tanda tangan bisa dapat barang dari toko. Kalau belanja, nanti tinggal potong gaji. Itu bagi yang kredit. Kalau yang tunai, nanti slip pembayaran bisa dimasukan ke kotak untuk diundi. Yang beruntung bisa mendapatkan TV dan hadiah lain,” jelas dia saat ditemui di Inna Garuda Hotel, Sabtu (21/5).

Pada 2009 pendapatan yang dimiliki koperasi ini mencapai Rp2,221 miliar. Sedang pada 2010 meningkat pada kisaran Rp2,570 miliar. Sementara, jumlah SHU yang dibagikan mencapai Rp78 juta untuk 337 pegawai Inna Garuda Hotel.

Kala bencana
Perjalanan koperasi karyawan juga tak selalu mulus. Kadang, terpengaruh pasang surut kondisi perusahaan. Seperti yang dialami Kopkar Nahoga.

Ketua Kopkar Nahoga Masyhari, mengisahkan saat tingkat hunian hotel tinggi, otomatis tingkat pendapatan koperasi pun ikut naik kelas. Sebaliknya, saat sepi, kelesuan juga dialami koperasi.

“Pada 2010, pendapatan ditargetkan tumbuh di angka 30%-40%. Tapi karena erupsi Gunung Merapi, hanya 20% yang mampu terkumpul,” jelas dia.

Saat erupsi, hotel sepi tamu. Pendapatan dari taksi dan unit bisnis lain turun drastis. Kala itu, sejumlah karyawan juga terpaksa diliburkan, sehingga pendapatan koperasi sebagai penyedia makan untuk karyawan pun menghilang.

Baru pada pertengahan Februari keadaan pulih seutuhnya.

Sekarang, koperasi ini yakin sejalan dengan membaiknya pendapatan, berniat membuka unit bisnis baru.

“Kami ingin membuka usaha cuci mobil untuk tamu,” pungkasnya.(Wartawan Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya