SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang tengah mengalami stres (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Mungkin semua orang pernah mengalami stres. Namun, bila stres terjadi secara rutin, hal itu akan berpengaruh besar bagi kesehatan termasuk rusaknya otak.

Secara umum, stres akan mempengaruhi hidup seperti mengganggu tidur, memengaruhi suasana hati, sampai bisa membuat sakit. Namun, studi terbaru menyebutkan orang yang mengalami stres secara rutin menyebabkan otak mereka rusak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana dilansir dari laman P2PTM Kemenkes, beberapa waktu lalu, sekelompok peneliti dari Harvard Medical School di Boston, Massachusetts, meneliti lebih jauh dampak stres terhadap otak.

Dalam studinya, mereka melibatkan 2.000 orang usia setengah baya yang mengikuti studi selama delapan tahun. Mereka yang ikut percobaan juga mengikuti ujian psikologis, ujian ingatan dan ujian kemampuan berpikir sebelum studi dilaksanakan.

Vaksin Covid-19 Jerman Bakal Tersedia Akhir 2020?

Peneliti juga mengambil contoh darah untuk mengukur kadar hormon kortisol di dalam darah mereka. Kortisol adalah hormon yang kerap diasosiasikan dengan stres.

Hasil penelitian mereka menunjukkan orang yang memiliki kadar kortisol tinggi dalam darah, hasil ujian ingatannya tidak sebaik orang-orang yang kadar kortisolnya digolongkan normal.

Di samping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan ingatan mereka yang rendah, tampaknya sudah ada, bahkan sebelum simtom menurunnya ingatan muncul.

”Penelitian kami mendeteksi berkurangnya ingatan dan menyusutnya volume otak pada orang setengah baya sebelum simtomnya muncul," demikian dijelaskan Dr. Justin B. Echouffo-Tcheugui, yang menulis studi tersebut.

Layak Dicoba, 5 Hobi Sederhana Ini Bisa Cegah Pikun

Dia pun mengingatkan pentingnya orang yang mengalami stres segera mencari jalan untuk bisa mengurangi stres. Dia mencontohkan dengan tidur yang cukup, melakukan olah raga ringan, dan melakukan relaksasi dalam hidup sehari-hari.

”Juga menanyakan kepada dokter tentang kadar kortisol mereka. Selain itu memakan obat untuk mengurangi kadar kortisol, jika diperlukan," papar Justin.

Kemenkes di laman mereka menyatakan saat orang mengalami stres, hal yang harus dilakukan adalah mengelola stres. Ada banyak cara untuk mengelola stres seperti berperilaku hidup bersih dan sehat dan berpikir hal-hal yang baik.

Termasuk juga mengembangkan hobi, berbagi perasaan dengan orang yang dipercaya, serta meningkatkan ibadah. Bila stres tidak dikelola dengan baik, orang akan mengalami keletihan mental dan membuat orang mudah tersinggung atau marah.

Kehilangan Hasrat Seksual

Tidak hanya itu, stres juga memicu orang kehilangan nafsu makan dan kehilangan hasrat seksual atau libido. Stres juga bisa menyebabkan naiknya risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular dan gastrointestinal, serta diabetes.

Kemenkes menyatakan orang bisa mengalami stres karena dipicu banyak hal. Misalnya stresor fisik atau jasmaniah seperti rasa nyeri, kelelahan fisik, dan lainnya.

Tips Hindari Sakit Punggung Saat Kerja di Rumah

Bisa juga stresor psikologi seperti kesepian, patah hati, iri hati, sampai konflik. Atau stresor sosial budaya akibat menganggur, pensiun, PHK, perceraian, dll.

Sebenarnya, stres tidak selalu memunculkan dampak negatif. Bisa juga muncul reaksi positif dari stres seperti memotivasi orang untuk berusaha lebih keras dan lebih baik lagi.

Namun, secara umum, orang yang sedang stres akan memunculkan reaksi negatif. Bila sudah seperti ini, stres harus dikendalikan. Setidaknya ada 12 langkah mengendalikan stres:

  • Merencanakan masa depan dengan lebih baik
  • Menghindari membuat beberapa  perubahan besar dalam saat bersamaan
  • Menerima diri sendiri sebagaimana adanya
  • Menerima lingkungan sebagaimana adanya
  • Berbuat sesuai kemampuan dan minat
  • Membuat keputusan yang bijaksana
  • Berpikir positif
  • Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain yang dapat dipercaya
  • Memelihara kesehatan diri sendiri
  • Membina persahabatan dengan orang lain
  • Meluangkan waktu untuk diri sendiri. Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat dan rekreasi
  • Melakukan relaksasi. Relaksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk mengendorkan ketegangan otot

Hukum Salat Memakai Masker, Bolehkah?

Kemenkes menyatakan orang akan sulit mencegah stres. Yang terpenting, orang mampu mengendalikan stres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya