SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual bertajuk Gerakan Literasi Digital 2021 Indonesia #MakinCakapDigital, Sabtu (28/8/2021). (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengaku kerap menjadi sasaran hoaks atau berita bohong. Karena saking seringnya, kini ia punya tips untuk menghindri hoaks.

Hal itu disampaikan Ganjar saat menjadi pembicara pada acara bertajuk Gerakan Literasi Digital 2021 Indonesia #MakinCakapDigital, yang digelar secara daring, Sabtu (28/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya punya dan pernah di (jadi korban berita) hoaks. Saya pernah meliburkan sekolah dua pekan, ditulisnya itu yang libur pabrik. Geger enggak sih para buruh? Geger semuanya. Bahkan saya bilang ketika kemudian kita mesti di rumah saja, yang ada adalah gowes saja karena saya suka gowes. Wah saya di-bully ramai-ramai, ‘ini Gubernur enggak jelas, di tengah pandemi malah ngajarin enggak bener’ karena hoaks. Bahaya ya,” ujar Ganjar.

Baca Juga: Waduh, ODGJ Panjat Tiang Penerangan Jalan Umum, Damkar dan BPBD Boyolali Turun Tangan

Ganjar menilai hoaks masih menjadi isu utama dalam bermedia. Ia pun meminta 26,5 juta masyarakat Jateng yang melek digital tak jadi korban atau sasaran hoaks dengan mengutamakan saring sebelum sharing.

Lebih lanjut, Gubernur berambut putih itu pun memberikan beberapa tips agar masyarakat terhindar dari hoaks.

“Teliti informasi, perbanyak literasi, produksi konten positif. Jika menerima hoaks, cukup berhenti pada kita. Setop di situ, jangan diterusin,” jelas Ganjar.

Literasi Digital

Menurutnya, hal itu penting dipahami sebagai salah satu materi dalam literasi digital. Dengan demikian, selain tidak menjadi penyebar hoaks, masyarakat juga terhindar dari kesalahan fatal.

Baca Juga: Warung Soto Legendaris Mbah Darmo Wanglu, Rasanya Ada Manis-Manisnya dan Gurih

Apalagi ada UU ITE yang mengatur jalannya bermedia di Indonesia. Hal itu juga perlu dipahami agar tidak terjadi misinformasi, disinformasi, maupun malinformasi.

“Hari ini menjadi penting kita ngobrol agar semua tidak salah langkah. Jangan sampai nanti ditangkap polisi, terus kemudian pakai materai Rp10.000, dan minta maaf di media massa. Itulah kejadian yang ada,” jelasnya.

Ganjar mengatakan memanfaatkan media untuk membuat dan menyebarkan konten positif juga penting. Dengan itu maka bisa meminimalisir munculnya hoaks.

Baca Juga: Vania Putri Gugup Jawab Final Question di Pemilihan Duta Antinarkoba Klaten

“Maka kalau ada yang ikut follow IG saya, terus kemudian jadi subscriber Youtube saya, itu kita coba. Saya coba untuk memberikan hal baru yang menyenangkan, lucu dan edukatif. Sehingga, menggunakan medsos menjadi manfaat bukan cari musuh, enggak bikin orang marah, enggak bikin orang baper, tidak mem-bully dan baik hati,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya