SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, WONOGIRI - Kepala Desa Bulusulur, Wonogiri, Dwi Prasetyo, membantah empat pelajar yang digerebek di wilayahnya sudah melakukan tindakan mesum di indekos. Saat digerebek warga, keempat pelajar itu masih berpakaian lengkap.

Insiden penggerebkan warga terhadap pelajar di indekos ini terjadi di lingkungan Bulusari RT 001/RW 003, Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, Minggu (14/6/2020) pukul 10.00 WIB. Empat pelajar tersebut terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan, semuanya warga Kabupaten Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keempatnya digerebek warga karena dicurigai bakal bertindak mesum. Pasalnya, lingkungan indekos kosong sejak pandemi. Hal itu karena sekolah yang berada di dekat indekos tersebut diliburkan akibat wabah Covid-19.

Cerita Pedagang Kerupuk Klaten Kumpulkan Rp10.000 per Hari Untuk Berangkat Haji

Ekspedisi Mudik 2024

Warga akhirnya menggerebek mereka yang beralasan ingin mengambil buku di indekos. Kejadian ini pun sempat viral di media sosial. Banyak yang menyebut keempatnya digerebek karena berbuat mesum.

Dwi Prasetyo menegaskan keempat pelajar Wonogiri itu belum berbuat mesum saat digerebek. Saat dipergoki warga, keempat pelajar masih dalam keadaan berpakaian lengkap. Bahkan kedua perempuan masih memakai jilbab.

Hanya, buku-buku pelajar tersebut berserakan. Jadi keempat pelajar belum bertindak mesum. Tidak ada bukti yang kuat bahwa mereka bertindak mesum.

New Normal Solo: TSTJ Segera Dibuka Kembali, Taman Cerdas Dan Lainnya Kapan?

"Belum ada setengah jam, warga mengetuk kamar indekos tersebut. Kemudian mereka disuruh keluar kamar. Yang digunakan dua kamar, tidak hanya satu kamar," kata dia kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (15/6/2020).

Penggrebekan warga, lanjut dia, sebagai upaya antisipasi agar perbuatan mesum tidak terjadi. "Jika dibiarkan dan terjadi perbuatan mesum, nantinya lingkungan sekitar akan merasa tercemar, begitu juga dengan sekolahnya," tutur Dwi.

Orang Tua Dipanggil

Pascakejadian tersebut, pihak orang tua dan perwakilan sekolah didatangkan di tempat kejadian. Keempat pelajar membuat surat pernyataan bahwa melakukan kesalahan dan tidak akan mengulangi lagi. Saat pembuatan surat disaksikan oleh Ketua RT, pemilik indekos, pihak orang tua dan pihak sekolah.

Selain itu, pemilik indekos dan warga sekitar mengembalikan kedua siswa tersebut kepada orangtuanya. Artinya, mereka tidak diperkenankan untuk menghuni indekoskos tersebut. Ia mengatakan, pada dasarnya Pemdes Bulusulur sudah melakukan sosialisasi secara masif.

Gara-Gara Iuran Naik, 2,3 Juta Peserta BPJS Kesehatan Turun Kelas

"Sebenarnya sosialisasi kepada pemilik dan penghuni indekos sudah kami berikan terus-menerus. Hanya saja di saat pandemi ini tidak seintensif dulu. Kami berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Keamanan akan ditingkatkan," kata Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya