SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjara (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Rutan Bantul mengalami kelebihan kapasitas namun mutasi tidak bisa dilakukan sembarangan

Harianjogja.com, BANTUL-Jumlah tahanan dan warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Bantul terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Dari tiga tahun terakhir, jumlah tahanan dan warga binaan Rutan Bantul mengalami peningkatan 5-10%. Akibatnya, hingga kini, jumlah tahanan dan warga binaan Rutan Bantul terbilang over capacity (melebihi kapasitas).

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Kasubsie Pelayanan Tahanan Rutan Bantul Aris Yulianta mengakui, jumlah tahanan dan warga binaan Rutan Bantul hingga kini sudah mencapai 159 orang. Jumlah itu diakui belum termasuk 6 orang yang mendapatkan remisi bebas dengan status remisi umum dan remisi dasawarsa Hari Kemerdekaan RI.

“Padahal kapasitas di sini hanya 132 orang saja,” akunya saat ditemui di Rutan Bantul, Selasa (18/8/2015).

Ditambahkannya, jumlah penghuni Rutan Bantul sejauh ini memang masih didominasi oleh kasus kriminal umum, yakni sebanyak 136 orang. Sedangkan sisanya merupakan kasus narkoba.

Beruntung, pihaknya secara rutin melakukan mutasi penghuni Rutan Bantul ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan dan Lapas Narkotika. Sepanjang tahun ini sudah sebanyak 49 orang, baik ke Lapas Wirogunan, maupun Lapas Narkotika.

Memang, idealnya, sebuah rutan hanya diperuntukkan bagi penghuni yang berstatus sebagai tahanan saja. Sedangkan untuk narapidana (warga binaan) seharusnya ditempatkan di lapas. Namun aturan itu bisa berubah jika lapas tidak lagi menampung jumlah narapidana.

Meski over capacity, ia mengaku tak sembarangan melakukan mutasi penghuni. Dikatakannya, hal itu terkait dengan program dan kegiatan yang sudah dirancangnya untuk para penghuni Rutan. Ia mencontohkan, target produksi kerajinan yang sudah terlanjur dikerjasamakan dengan pihak ketiga tak akan tercapai jika jumlah penghuni lapas terlalu sedikit.

Selain itu, pihaknya juga sengaja mempertahankan penghuni lantaran yang bersangkutan memiliki skill dan keterampilan khusus yang bisa ditularkan ke penghuni lainnya. Hal ini menurutnya perlu dilakukan sebagai upaya untuk pembekalan keterampilan penghuni Rutan Bantul sebelum nantinya kembali ke masyarakat. “Memang melebihi kapasitas, tapi kami tetap butuh mereka tetap di sini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya