SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Rusunawa Solo, selama ini Pemkot belum menarik sewa kios di rusunawa dan rumah deret.

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo akan menarik uang sewa di los dan kios yang ada di rumuah susun sederhana sewa (rusunawa) dan rumah deret. Untuk uang sewa los rusunawa senilai Rp100.000 per bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala UPTD Rumah Sewa DPU Solo, Toto Jayanto, mengatakan selama ini los dan kios di rusunawa dan rumah deret yang dimanfaatkan warga untuk berjualan belum ditarik uang sewa. Penarikan sewa ini juga menunggu penerbitan evaluasi Perda No. 9/2011 tentang retribusi daerah.

Toto mengatakan selama ini los dan kios yang ada di fasilitas hunian tersebut masih gratis dan belum ada biaya sewa. Selain itu, di kios yang ada di rumah deret Keprabon masih digratiskan Pemkot.

Dia menuturkan di rusunawa Mojosongo ada lima los yang saat ini dimanfaatkan untuk berjualan. Sedangkan di rumah deret Keprabon juga sudah dimanfaatkan warga untuk berjualan.

“Pemkot memberikan kompensasi terhadap warga penghuni rumah deret Keprabon untuk dibebaskan dari sewa hingga Desember ini. Mulai tahun depan sudah mulai ditarik sewanya,” ujar dia kepada Solopos.com, Senin (21/12/2015).

Tarif sewa di rusunawa, lanjut Toto, yakni senilai Rp100.000 per los per bulan. Sedangkan tarif sewa kios di rumah deret yakni disesuaikan dengan nilai jual objek pajak (NJOP). DPU saat ini masih menunggu hasil evaluasi Perda mengenai retribusi daerah tersebut yang sudah diajukan ke pemerintah pusat.

“Saat ini tarif sewa los dan kios itu belum ada dalam Perda No.9/2011 itu. Kami yang mengajukan untuk dievaluasi, dan saat ini tinggal menunggu disahkan saja,” kata dia.

Los dan kios tersebut, kata Toto, diutamakan untuk dimanfaatkan penghuni rusunawa atau rumah deret. Tetapi, ketika ada warga luar penghuni yang ingin memanfaatkan los dan kios itu untuk berjualan diperbolehkan.

“Tetapi kalau warga luar rusunawa atau rumah deret kan ribet. Ya itu untuk memberdayakan penghuni juga,” ujar dia.

Pedagang tanaman di rumah deret Keprabon, Sugiyono, 61, berharap tarif sewa kios di rumah deret tidak memberatkan pedagang.
Menurut dia, saat ini kondisi pasar kembang yang ada di Jl. R. M. Said tersebut sepi.

“Kalau sewanya dihitung per meter ya pasti berat lah. Ini belum ditambah beban rekening listrik di rumah deret juga tinggi. Setiap bulan rata-rata harus membayar Rp300.000 untuk membayar tagihan listrik. Kalau sewa kiosnya tambah mahal ya pasti membuat pedagang tambah susah,” terang dia saat berbincang dengan Solopos.com di kiosnya, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya