SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Panitia pelaksana (Panpel) pertandingan PSS Sleman mengaku kecolongan atas insiden bentrokan antarsuporter pada Sabtu (3/3) pekan lalu. Panpel menegaskan bakal mengevaluasi sistem keamanan yang diterapkan di Stadion Maguwoharjo.

Ketua panpel Sudaryo mengaku kecolongan karena tidak menyangka aksi tawuran bakal terjadi. Menurut dia, pada pertandingan-pertandingan sebelumnya, begitu peluit tanda pertandingan berakhir dibunyikan wasit, sebagian besar aparat keamanan yang berjumlah 551 personel bersiaga di kompleks luar stadion untuk mengamankan rute kepulangan para suporter.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kurangnya jumlah aparat diyakini jadi penyebab para suporter dengan leluasa turun ke lapangan meski melompati pagar pengaman tribun. Sudaryo melanjutkan, semestinya sebelum, selama dan sesudah pertandingan, areal lapangan bersih dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

“Sebelum pertandingan berakhir memang ada satu suporter yang turun ke tepi lapangan, di belakang gawang sambil membawa spanduk. Kami sudah mengamankan dia tapi tidak menyangka akan terjadi perkelahian,” kata Sudaryo saat dihubungi Harian Jogja, Minggu (4/3).

Karena itu, kejadian Sabtu pekan lalu bakal dijadikan bahan evaluasi bagi panpel karena di putaran kedua nanti, ada empat pertandingan kandang yang bakal dilakoni PSS Sleman. Ia juga menyarankan agar para suporter PSS bertindak lebih santun saat pertandingan kandang di Stadion Maguwoharjo.

Sudaryo mengkhawatirkan jika aksi bentrokan itu kembali terulang, bisa memengaruhi animo masyarakat untuk datang ke Maguwoharjo. Di pertandingan itu, panpel meraup keuntungan sektiar Rp131 juta, naik dari pertandingan melawan PSIR Rembang yakni 113 juta. Jumlah penonton pun bertambah menjadi 18.500 orang.

Dari kalangan pemain, tawuran sesama pendukung PSS benar-benar disesali. Kapten Fahrudin mengaku kecewa dengan kejadian tersebut. “Sama-sama pendukung PSS kok malah ribut,” ujarnya penuh keheranan. Sang kapten pun berharap kejadian tersebut tidak akan terulang kembali dan kedua kelompok suporter bisa cepat berdamai.

Senada dengan Fahrudin, Candra Lukmana, pemain magang PSS yang juga turut menyaksikan pertandingan itu, mengharapkan para pendukung PSS untuk dapat berembuk bersama untuk menyelesaikan persoalan tersebut. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya