SOLOPOS.COM - F-16 Denmark terbang dari Pangkalan Udara Ahmed Al Jaber Kuwait ketika misi serangan ke ISIS di Irak beberapa waktu lalu (abc.net.au)

F-16 Denmark terbang dari Pangkalan Udara Ahmed Al Jaber Kuwait ketika misi serangan ke ISIS di Irak beberapa waktu lalu (abc.net.au)

F-16 Denmark terbang dari Pangkalan Udara Ahmed Al Jaber Kuwait ketika misi serangan ke ISIS di Irak beberapa waktu lalu (abc.net.au)

Harianjogja.com, KOPENHAGEN- Keputusan Rusia untuk mengirimkan sistem pertahanan udara paling canggih mereka, S-400 membuat Denmark berpikir ulang. Pilot tempur F-16 mereka tidak siap jika harus melakukan kampanye udara melawan ISIS di Suriah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pilot F-16 kami perlu untuk sekolah lagi dan pelatihan yang lebih canggih sebelum dapat dikirim ke wilayah udara Suriah. Ancaman terhadap pesawat terlalu besar,” kata Menteri Pertahanan Denmark Peter Christensen sebagaimana dikutip surat kabar Denmark Politiken Minggu (6/12/2015)

Denmark dipanggil oleh Prancis untuk bergabung dengan koalisi menyerang ISIS di Suriah setelah teror Paris beberapa waktu lalu. Semua negara Uni Eropa, termasuk Denmark, setuju untuk bergabung.

Royal Air Force telah mengirimkan jet tempur Tornado dan Typhoon. Sementara Belanda juga telah menyiapkan F-16 untuk bergabung dengan pesawat Amerika dan Prancis yang telah berjibaku menggempur sejumlah target. Jerman juga telah memutuskan untuk mengirimkan pesawat Tornado mereka ke langit Suriah.

Sistem pertahanan rudal S-400 Rusia yang menjadi alasan Denmark untuk berpikir ulang mengirimkan jet tempur mereka. Sistem ini telah ditempatkan di Khmeymim Airbase dekat kota Latakia Suriah  setelah salah satu Sukhoi Su-24 Rusia ditembak jatuh oleh F-16 Turki pada 24 November lalu. Sistem pertahanan rudal S-400 Triumf Rusia memang dikenal sebagai salah satu senjata anti-pesawat paling ditakuti di dunia. Rudal ini mampu menghantam berbagai target udara seperti pesawat dan drone hingga jarak 400 km. Selain menempatkan S-400, Rusia juga telah menggerakkan kapal penjelajah Moskva ke Pantai Latakia Suriah. Kapal ini juga membawa sistem pertahanan S-300F Fort (SA-N-6 Grumble) yang merupakan varian dari S-300 yang dipasang di kapal. Sementara S-400 sendiri dikembangkan dari S-300.

Denmark pernah bergabung dalam koalisi anti ISIS dengan mengirimkan tujuh F-16 , yang ditempatkan di Pangkalan Udara Ahmed Al Jaber Kuwait. Namun pesawat telah dipanggil pulang pada 30 September 2015 lalu dengan alasan pesawat harus mendapatkan perawatan. Denmark selama bergabung dalam operasi Inherent Resolve melakukan 547 misi tetapi hanya terbatas pada target di Irak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya