SOLOPOS.COM - Pekerja membongkar dinding panggung arena di Taman Kridoanggo Sragen, Selasa (22/12/2020). (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Sragen membongkar panggung arena yang menjadi salah satu fasilitas dari Taman Kridoanggo.

Pembongkaran dilakukan pada bagian dinding tempat duduk yang dibangun melingkar mengelilingi panggung arena Taman Kridoanggo Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembongkaran panggung arena itu terpaksa dilakukan karena kondisi fasilitas umum yang biasa dipakai untuk pementasan kesenian itu sudah rusak akibat tertimpa batang pohon yang patah beberapa waktu lalu.

Beredar Info Tawangmangu Jadi Lokasi Rapid Test Acak, Ini Faktanya

Ekspedisi Mudik 2024

Patahnya pohon itu menimpa dinding tempat duduk di sebelah selatan hingga rusak parah. Atas dasar itu, Disperkim memilih membongkar dinding tempat duduk bagian atas pada panggung arena tersebut.

“Karena kemarin tertimpa pohon, rusak sekalian kami perbaiki. Kami perbaiki seindah mungkin. [Dinding] penutup atas kami bongkar dan rapikan,” jelas Kepala Disperkim Sragen, Raden Suprawoto, kepada Solopos.com, Selasa (22/12/2020).

Selain karena sudah telanjur rusak, pembongkaran dinding tempat duduk panggung arena bagian atas tersebut merupakan masukan dari para pegiat seni di Sragen.

Doa Supaya Dagangan Laris Terus dan Berkah, Semoga Terkabul!

Mereka mengusulkan agar dinding itu dibongkar agar pementasan seni pertunjukan bisa disaksikan lebih banyak pengunjung taman.

Selama ini, dinding itu dianggap sebagai penghalang pengunjung taman untuk menyaksikan setiap pementasan dari luar panggung arena.

"Harapannya, jika ada pementasan setelah pandemi sirna, bisa terekspos atau kelihatan dari luar [panggung arena]," jelas Raden Suprawoto.

Pepohonan Tinggi Menjulang

Taman Kridoanggo dibangun pada 2015 atau pada masa jabatan Bupati Agus Fatchur Rachman dengan dana senilai Rp1,9 miliar. Taman ini mengusung konsep sport, education dan entertainment, seperti halnya Taman Bungkul Surabaya.

Di Taman Kridoanggo terdapat pepohonan yang tinggi menjulang. Panggung arena terbuka dengan tempat duduk melingkar berada di bagian tengah taman.

Pori-pori tanah di Taman Kridoanggo tetap terjaga karena citywalk yang dibangun menggunakan model paving warna-warni dengan aneka bentuk. Pedestrian itu dibangun dengan desain futuristis.

Catet Lur, Ini Prediksi Puncak Arus Mudik ke Solo pada Libur Nataru

Pedestrian itu dilengkapi paving dengan desain khusus yang bersahabat dengan tunanetra. Taman itu juga dilengkapi arena bermain anak, arena skate board, sepatu roda, bangku taman, dan lain-lain.

Sayangnya aneka tanaman hias yang ditanam untuk mempercantik ruang terbuka hijau itu tidak sepenuhnya hidup. Sebagian tanaman itu mati karena kurangnya perawatan.

Seiring berjalannya waktu, kondisi bangunan taman mulai keropos. Hal itu seperti yang terlihat pada talut jalan yang sudah retak-retak dan sebagian bongkahan talut sudah hilang dari tempatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya