SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PROTES JALAN RUSAK—Warga Desa Saradan, Karangmalang menanam lima pohon pisang di tengah Jl Saradan-Pengkok sebagai wujud protes kepada pemerintah tentang kondisi jalan yang rusak, Sabtu (12/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Sragen (Solopos.com)--Warga Desa Saradan, Karangmalang, Sragen memrotes kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen yang peduli terhadap kondisi jalan penghubung Saradan-Pengkok lantaran rusak parah. Protes warga tersebut diwujudkan dengan menanam lima batang pohon pisang di tengah jalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Espos,  Sabtu (12/11/2011) kemarin selain lima batang pohon pisang, beberapa batang pohon singkong juga terlihat tertancap di sela-sela pohon pisang. Kondisi jalan yang berupa aspal sudah terkelupas dan berlubang.

Warga setempat menguruk lubang itu dengan material tanah padas. Jalan sepanjang 500 meter itu berada pada kondisi tanah yang labil, sehingga kondisi jalan bergelombang.

Sri Lestari, 40, seorang warga RT 5/RW II, Saradan, saat dijumpai Espos, Sabtu mengatakan selama lima hari terakhir sudah terjadi lebih dari lima kali kecelakaan. Bahkan dalam satu hari, imbuhnya, ada tiga kejadian kecelakaan di sepanjang Jl Saradan-Pengkok. Penyebab kecelakaan itu, kata dia, kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang.

“Jalan pembatas RT 5 dan RT 7 ini baru selesai diperbaiki beberapa waktu lalu. Tapi sejak sebulan terakhir kondisi jalan bertambah parah. Saking kesalnya, warga menanam pohon pisang di tengah jalan ini. Saya tidak tahu kapan pohon pisang itu dipasang. Kemarin (Jumat,11/11/2011-red) belum ada. Tadi pagi pohon itu sudah ada,” ujarnya.

Pohon pisang paling ujung timur dipasang triplek bertuliskan pertanyaan kapan bela wong cilik? Warga sekitar pun tak tahu siapa yang menuliskan pertanyaan itu. Aparat kepolisian pun menyurvei lokasi tersebut dengan mendokumentasikan peristiwa itu dengan Ponsel.

Warga RT 8, Agus, 31, mengungkapkan kondisi tanah masih labih sehingga kondisi jalan terus gerak. Menurut dia, ada seorang warga yang menggali salah satu titik jalan rusak, ternyata ada endapan air di bawah aspal. “Solusinya, jalan ini tidak hanya di aspal, tetapi dibeton. Kalau tidak dibeton pasti kondisinya akan kembali rusak,” tambah dia,

Sejumlah warga lainnya menerangkan Bupati Sragen sebelumnya pernah memberi wacana akan melakukan betonisasi jalan sepanjang Saradan-Pengkok. Namun sampai ganti bupati, wacana itu pun belum terealisasi. Agus dan warga lainnya meminta Pemkab Sragen segera merespon aspirasi masyarakat Saradan.

(trh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya