SOLOPOS.COM - Dua anak sedang bermain di jalan yang digunakan sebagai akses masuk ke Rusunawa Karangrejek, Kecamatan Wonosari Gunungkidul. Foto diambil awal Juni 2016. (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Masih ada 98 petak rusun belum bisa dihuni.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Karangrejek, Kecamatan Wonosari belum dapat dihuni seluruhnya. Tercatat dari 196 rusun yang tersedia, sebagian besar diantaranya belum dapat dihuni karena masih dalam proses perbaikan.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Rusunawa Karangrejek, Nurgiyanto mengakui belum seluruh rusun (rusun) dapat dihuni. Baru ada sebagian rusun saja, yang sejak Senin (13/11/2017) mulai dihuni oleh penyewa. “Ada 45 rusun di Blok A yang sudah mulai dihuni. Yang di Blok B semuanya belum dapat dihuni karena masih dalam tahap renovasi,” kata dia, Jumat (17/11/2017).

Total seluruhnya di Blok B ada 98 rusun yang belum dapat ditempati. Bangunan tersebut belum dapat ditempati karena bak penampungan air yang mendistribusikan air ke seluruh rusun di blok tersebut bocor. Sehingga perlu ada perbaikan terlebih dahulu sebelum ditempati.

“Targetnya akhir Desember tahun ini perbaikan sudah selesai dilakukan dan sudah bisa langsung ditempati,” ujarnya.

Saat ini kata dia, sudah ada 176 warga yang mendaftar untuk menyewa rusun di Desa Karangrejek tersebut. Namun belum semua yang mendaftar kemudian mengembalikan formulir, baru 45 orang yang mengembalikan formulir dan membayar sewa rusun.

Lanjutnya lagi, tarif sewa yang berlaku bervariasi. Tarif khusus untuk difabel di lantai satu sebesar Rp75.000, sedangkan untuk penghuni umum di lantai dua Rp175.000, lantai tiga Rp150.000, lantai empat Rp125.000, dan lantai lima Rp125.000.

Sebelumnya, Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul Purwanto berharap agar rusunawa segera dioperasikan seluruhnya. Menurut dia, disamping bangunan yang sudah selesai dibangun sejak 2014 lalu. Di sisi lain, hingga saat ini pemkab juga telah mengeluarkan biaya untuk pembayaran instalasi listrik yang terpasang.

“Semakin lama tidak dioperasikan, maka beban pemkab akan terus bertambah,” kataPolitisi Gerindra ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya