SOLOPOS.COM - Foto: Ilustrasi (Dokumentasi)

Foto: Ilustrasi (Dokumentasi)

JAKARTA—Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kuat di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global diprediksi terus menekan nilai tukar rupiah hingga semester I/2013.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Destry Damayanti mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipacu oleh permintaan domestik menimbulkan tekanan pada rupiah.

Permintaan domestik memacu kenaikan kapasitas industri domestik yang kemudian mendorong kebutuhan atas bahan baku dan barang modal impor. Di sisi lain, kinerja ekspor diprediksi tidak akan membaik karena harga komoditas ekspor unggulan diprediksi tidak akan meningkat signifikan hingga akhir tahun.

Bank Mandiri memproyeksikan harga minyak sawit mentah tahun ini tidak akan meningkat lebih dari kisaran US$1.060—1.100 per ton. Dua tren di atas menimbulkan lonjakan permintaan atas dolar di Indonesia yang kemudian berpengaruh negatif pada nilai tukar rupiah.

“Rupiah sedang mencari keseimbangan baru, ini karena keterkaitan yang erat antara investasi dengan impor,” kata Destry, Kamis (13/9/2012).

Selain itu, dia memperkirakan ketimpangan antara pergerakan ekspor dan impor akan mempertahankan defisit neraca berjalan Indonesia hingga tahun depan.

Defisit neraca berjalan tersebut kemudian menimbulkan persepsi negatif investor global atas perekonomian Indonesia dan mengakibatkan pasar finansial bergejolak, termasuk pasar moneter.

“Tekanan juga ada karena Bank Indonesia akan mencoba menahan defisit neraca tidak melebar dengan membiarkan rupiah melemah untuk menghambat impor,” kata Destrt.

Ekonom PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra memperkirakan rupiah akan tertekan hingga pada tingkat Rp9.600–9.700 pada akhir tahun ini dan terus bertahan hingga semester I/2013.

Namun, tekanan pada rupiah akan berkurang pada semester II/2013 seiring perbaikan ekonomi di Korea Selatan dan negara-negara Asean. “Ini akan mempengaruhi ekspor kita juga, tekanan rupiah akan lebih kecil. Akan kembali menguat hingga Rp9.500—Rp9.600,” kata Aldian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya