SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Pengelolaan ekonomi makro yang hati-hati berhasil membangkitkan kepercayaan investor asing untuk masuk ke Tanah Air. Alhasil, stabilitas pergerakan rupiah tetap terjaga di tengah gonjang-ganjing krisis yang melanda negara berkembang, Turki dan Argentina.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menuturkan situasi global bagi negara berkembang pada tahun ini sebenarnya lebih baik dibandingkan tahun lalu yang diwarnai oleh kenaikan Fed Fund Rate dan ketegangan dagang antara AS dan China.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Situasi globalnya itu [mendukung] bagi negara berkembang yang pengelolaan ekonomi makronya bagus seperti Indonesia yang prudent dengan inflasi rendah dan defisit terkendali, yang kami usahakan turun dari 3 persen ke 2,5 persen, serta defisit fiskal yang terkendali,” ungkap Mirza, Rabu (02/04/2019).

Sementara itu, negara berkembang yang kondisi ekonomi makro dan politiknya tidak bagus harus menelan pil pahit dari dampak ketidakpastian global. Kondisi yang lebih baik bagi pergerakan nilai tukar rupiah saat ini terlihat dari mengecilnya intensitas intervensi BI di pasar spot valas ataupun SBN.

Menurut Mirza, intervensi BI mengecil dibandingkan tahun lalu atau ketika taper tantrum 2015. Kondisi ini ditopang oleh aliran dana asing yang mulai masuk sejak kuartal IV/2018 hingga kuartal I/2019 ini.

“Kami kalau masuk ke pasar dalam jumlah yang kecil, makanya kalau lihat cadangan devisa bisa naik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya