SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO Suku bunga pembiayaan (leasing) terus naik seiring koreksi Bank Indonesia (BI) rate yang dilakukan bank sentral untuk mestabilkan nilai tukar rupiah yang sempat melemah. Namun kalangan pengelola usaha leasing di Kota Solo mengaku kenaikan suku bunga itu tak berpengaruh signifikan terhadap animo publik untuk ngredit barang konsumtif mereka.

Fenomena itu diungkapkan Kepala Cabang Adira Mobil Solo I Ketut K Ari Bayupati sebagaimana dimuat Harian Umum Solopos, Senin (23/9/2013). Menurutnya, kenaikan bunga pembiayaan yang dilakukan perusahaannya belum menurunkan minat masyarakat untuk menggunakan jasa pemberian pinjaman. Permintaan pembiayaan pada bulan September 2013 ini, menurutnya, bahkan cenderung stabil jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Walaupun ada kenaikan bunga kredit tapi kondisi ekonomi masyarakat saat ini masih bagus. Oleh karena itu, meski bunga kredit meningkat, hal tersebut masih terjangkau oleh masyarakat,” nilai Ketut.

Bahkan, lanjut Ketut, jumlah permintaan kredit mobil meningkat meskipun porsi pembiayaannya tak beda dengan periode sebelumnya. Hal itu, diduganya dipicu kehadiran low car green car (LCGC) atau mobil murah. Dugaan itu didasarkannya pada kenyataan permintaan konsumen diler yang mengeluarkan mobil murah itu mulai meningkat. Permintaan itu, menurutnya terbilang cukup tinggi.

Pengakuan berbeda disampaikan Branch Manager BCA Finance Solo Yudho Kusumo yang perusahaannya juga menaikkan suku bunga pinjaman seiring koreksi BI rate. BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Koreksi terhadap suku bunga oleh bank sentral itu biasanya secara langsung diikuti perusahaan leasing.

Ia menilai kenaikan suku bunga leasing itu berdampak signifikan terhadap realisasi pembiayaan BCA Finance Solo sepanjang dua bulan terakhir. Namun diakuinya pula, suku bunga pembiayaan bukan satu-satunya faktor. Penurunan realisasi pembiayaan itu, imbuhnya, juga mengikuti tren turunnya penjualan mobil dari kalangan diler.

Kendati suku bunga leasing terus menerus terkoreksi dan tren permohonan pembiayaan tengah lesu, pihaknya menurut Yudho, masih mampu memenuhi tahapan pemenuhan target pembiayaan. Hingga September ini, Yudho mengaku sudah merealisasikan 80% target pembiayaan, atau mencapai kisaran nilai Rp122 miliar. “Dan realisasi ini tumbuh 10% dari periode yang sama tahun lalu.”

Di tengah kondisi berbeda yang dialami Adira Mobil Solo dan BCA Finance Solo itu, penjelasan Kepala Cabang FIF Solo Wahyudi Widihanto mungkin lebih menvcerminkan kondisi nyata pasar leasing Solo. FIF Solo tidak menaikkan bunga kredit setelah kenaikan BI rate beberapa waktu lalu karena. Diingatkan wahyudi, BI rate bukan satu-satunya tolak ukur dalam menaikkan suku bunga kredit karena sumber pembiayaan bukan hanya berasal dari bank tetapi juga obligasi dan sumber dana lain.

Dipaparkannya Wahyudi kemudian, jika dibandingkan saat Lebaran lalu, memang ada penurunan sekitar 10% pada realisasi pembiayaan yang dilakukan perusahaannya. Tetapi, imbuhnya, jika dibandingkan dengan pembiayaan sebelum Lebaran maka realisasi pembiayaan itu terbilang meningkat.

Menurut dia, pembiayaan paling banyak dimohon konsumen untuk pembelian sepeda motor. Pembiayaan untuk komoditas itu, menurut dia bahkan meningkat 9% di bandinfkan sebelumnya. Sedangkan pembiayaan untuk barang elektronik, diakuinya cenderung sepi. Bahkan, ungkap dia, pameran komputer yang dilaksanakan beberapa waktu lalu tak memberikan peningkatan yang berarti pada pembiayaan elektronik. (JIBI/Solopos/Asiska Riviyastuti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya