SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Rupiah anjlok ke level terendah dalam 10 bulan terakhir.

Solopos.com, JAKARTA — Mata uang rupiah diperkirakan masih stabil di kisaran Rp13.200—Rp13.400 per dolar AS pada akhir 2017 meskipun kemarin anjlok ke level terendah 10 bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada penutupan perdagangan Kamis (28/9/2017), rupiah ditutup melemah 70 poin atau 0,52% menuju Rp13.515 per dolar AS setelah diperdagangkan di kisaran Rp13.426—Rp13.594 per dolar AS. Ini merupakan level terendah sejak 1 Desember 2016 di posisi Rp13.565 per dolar AS.

Ekspedisi Mudik 2024

Penurunan ini menunjukkan mata uang Garuda merosot empat hari berturut-turut sebesar 203 poin atau 1,78%. Adapun kurs tengah BI kemarin dipatok Rp13.464 per dolar AS.

Senior Research and Analyst Asia Trade Point Futures (ATPF) Andri Hardianto menyampaikan pelemahan rupiah kemarin terjadi akibat minimnya sentimen domestik dan tekanan eksternal, terutama dari Amerika Serikat yang menguatkan dolar AS.

Kemarin pada pukul 16.00 WIB, indeks dolar AS (DXY) terkoreksi tipis 0,013% atau 0,013 poin menjadi 93,361. Sebebelumnya pada siang hari, DXY terpantau menghijau meneruskan tren dalam tiga hari ke belakang.

Penguatan greenback terjadi akibat rencana pemangkasan pajak yang diusung Presiden Donald Trump dan pidato Gubernur Federal Reserve yang cenderung hawkish. Dalam rincian reformasi pajak, Partai Republik dan Gedung Putih sepakat untuk memangkas pungutan bagi perusahaan dari 35% menjadi 20%, bila dapat membawa pulang dana mereka di luar negeri atau repatriasi.

Sementara itu, sentimen hawkish menguatkan pandangan akan adanya dua pengetatan kebijakan moneter dari Fed, yakni normalisasi aset sebesar US$4,5 triliun pada Oktober 2017 dan penaikkan suku bunga lanjutan pada Desember 2017.

“Ketika sentimen eksternal begitu dominan, harga rupiah cenderung bergejolak sehingga fluktuasinya tajam,” tuturnya saat dihubungi Bisnis/JIBI, Kamis.

Namun, pada perdagangan sore pelaku pasar cenderung melepas greenback karena menantikan data PDB AS kategori final pada Kamis malam. Konsensus memperkirakan angka PDB stabil di level 3%, sehingga dolar diperkirakan siap menanjak kembali setelah rilis data tersebut.

Dengan fundamental domestik yang cukup kuat, Andri memprediksi mata uang rupiah cenderung stabil pada akhir 2017 di kisaran Rp13.200—Rp13.400 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya