SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Tsunami di Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) lalu, diduga dipicu dari letusan Gunung Anak Krakatau yang reruntuhannnya jatuh ke laut. Ternyata, Gunung Anak Krakatau yang meletus juga memang mengalami keruntuhan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, membeberkan potret satelit yang menunjukkan kondisi Gunung Krakatau sebelum dan sesudah terjadinya tsunami. Sutopo mengungkapkan badan Gunung Anak Krakatau yang mengalami keruntuhan memang cukup besar.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

“Perbandingan citra satelit Alos sebelum dan setelah dari tubuh Gunung Anak Krakatau tsunami di Selat Sunda 22/12/2018. Nampak lereng sisi barat daya Gunung Anak Krakatau runtuh yang diduga menyebabkan longsor bawah laut sehingga memicu tsunami,” ungkap Sutopo melalui akun Twitternya, @Sutopo_PN, Rabu (26/12/2018) sore.

Pria 49 tahun tersebut juga mengunggah video aktivitas Gunung Anak Krakatau yang diambil dari KRI Teluk Cirebon, Rabu (26/12/2018) pukul 16.33 WIB. Sutopo menjelaskan Gunung Anak Krakatau terus mengeluarkan abu vulkanik dan batu pijar.

“Erupsi masih berlangsung. Tipe erupsi Gunung Anak Krakatau strombolian yang mengeluarkan abu vulkanik dan lontaran batu pijar terus menerus. Status Waspada level 2,” ungkapnya.

Bencana tsunami di Selat Sunda Sabtu lalu menelan banyak korban jiwa. Diberitakan Solopos.com sebelumnya, tercatat ada 429 orang meninggal dunia, 1.485 orang luka-luka, 154 dinyatakan hilang, dan 16.082 orang mengungsi akibat musibah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya