SOLOPOS.COM - Rumput Laut Kering (Antara)

Rumput Laut Kering (Antara)

JOGJA-Rumput laut kering kini menjadi salah satu bahan minuman yang banyak dicari. Menariknya tanaman laut ini bisa tahan bertahun-tahun.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Di Jogja tak banyak pedagang yang menjual rumput laut kering. Terkecuali rumput laut basah yang siap dicampur ke dalam minuman. Namun di Pasar Beringharjo Jogja, khususnya di lantai dua, rumput laut kering dapat ditemui dengan mudah.

Ekspedisi Mudik 2024

Sherly, pedagang rumput laut kering, menuturkan kini rumput laut kering mulai dilirik kalangan pedagang minuman seperti es buah karena keawetannya. Rumput laut kering bisa tahan dua hingga tiga tahun. Barangnya pun praktis dibawa pulang karena tak lembek, berat dan basah.

Cara mengolah rumput laut kering cukup direndam semalaman dengan air. Esok harinya siap digunakan untuk tambahan minuman. “Kalau direndam jadi mekar dan banyak seperti rumput laut basah,” tuturnya.

Harga perkilogram rumput laut kering dibanderol Rp30.000. Namun khusus bulan Ramadan, di mana konsumsi rumput laut meningkat, harganya bisa naik menjadi Rp35.000 per kilogram.

Dalam sebulan Sherly rata-rata mampu menjual 50 kilogram rumput laut. Bahkan ia juga melayani pembeli dari Sumatra seperti Palembang serta Semarang.

Meningkatnya konsumsi rumput laut menurut Sherly, tak hanya karena bentuknya yang praktis dan dipakai untuk minuman. Rumput laut kini juga digunakan sebagai bahan kosmestik.

“Seperti pembeli saya dari Semarang mereka beli bukan untuk minuman tapi bahan untuk cream,” ujarnya.

Sherly mendapatkan pasokan rumput laut dari Kepulauan Seribu Jakarta. Di DIY belum ada nelayan yang menjual rumput laut. Sherly pun pernah menyaksikan proses pengeringan rumput laut di kepulauan seribu.

Rumput laut yang masih basah dijemur lalu dioven. Namun sayang, pasokan rumput laut untuk pedagang di dalam negeri kini mulai berkurang karena barang itu sekarang banyak diekspor.

Di tingkat pedagang minuman, rumput laut yang dijual kebanyakan masih berupa warna aslinya putih. “Sekarang pedagang minuman juga mintanya warna alami saja, gara-gara ada kabar banyak minuman pakai pewarna berbahaya,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya