SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani saat meninjau lokasi jebolnya tanggul Sungai Gamping di Burikan, Cawas, Kamis (7/1/2021). Tanaman padi seluas 40 hektare terendam air akibat jebolnya tanggul di Burikan. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Pemkab Klaten berencana memasang penanda di rumah warga yang melakukan isolasi mandiri Covid-19. Hal ini untuk menjaga tingkat kedisiplinan warga yang menjalani isolasi mandiri.  Harapannya dengan adanya penanda tersebut, warga sekitar ikut mendukung dan mengawasi jalannya isolasi mandiri pasien Covid-19.

Usulan itu disampaikan Bupati Klaten, Sri Mulyani, dalam rapat koordinasi bersama Forkompimda membahas PPKM mikro, Senin (15/2/2021). “Hanya ditempeli selebaran yang menyatakan bahwa di dalam rumah itu ada keluarga yang positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri,” kata Mulyani saat ditemui wartawan di Pendopo Setda Klaten, Selasa (16/2/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia mengatakan selebaran nantinya diseragamkan dan disediakan dari gugus tugas desa dan dilepas setelah warga tersebut selesai menjalani isolasi mandiri atau dinyatakan sembuh. Dia mencontohkan format penulisan selebaran. “Pada intinya dalam selebaran itu menyatakan keluarga ini ada yang positif, tidak menerima tamu terlebih dahulu, mohon doa restu baru melakukan isolasi mandiri dari tanggal sekian sampai sekian,” jelas dia.

Baca juga Pelantikan Sri Mulyani Belum Jelas, Sekda Bakal Jadi Plh Bupati Klaten

Usulan pemasangan selebaran itu muncul sebagai salah satu alternatif memperbaiki kualitas isolasi mandiri. Mulyani mengatakan dari hasil kajian, penyebab kasus Covid-19 di Klaten mayoritas disebabkan kontak erat. Ditengarai, ada pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tak disiplin menjalani isolasi mandiri hingga mata rantai penularan sulit terputus.

“Ini tentunya karena orang yang positif Covid-19 melaksanakan isolasi mandiri tidak disiplin menaati protokol. Masih ada yang menerima tamu dan bercampur dengan anggota keluarga lainnya sehingga tidak memutus mata rantai,” jelas dia.

Zonasi RT

Disinggung penerapan PPKM mikro, Mulyani kembali menjelaskan di Klaten tak ada RT yang masuk kategori zona merah dan oranye. Dari total 9.000-an RT, hanya ada 300-an RT yang masuk zona kuning sementara sisanya berada pada zona hijau.

Baca juga: Bantaran Sungai Banjiran Klaten, Dulu Lokasi Pembuangan Sampah Kini Jadi Tempat Baca

Sementara itu, untuk mempercepat proses diagnosis, Pemkab sudah menyiapkan stok alat tes antigen bagi warga yang sebelumnya menjalani kontak erat. “Kami juga sudah membentuk posko di 401 desa/kelurahan. Dalam struktur posko itu ada aparatur desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta masyarakat,” urai dia.

Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, membenarkan ada wacana untuk memasang selebaran di rumah warga yang menjalani isolasi mandiri lantaran terkonfirmasi positif Covid-19. Hanya saja, pada rapat koordinasi yang digelar Senin belum ada kesepakatan.

“Untuk pemberitahuan agar tidak ada yang berkunjung [selama penghuni rumah isolasi mandiri] dan tidak keluar rumah. Kami sedang mencari media atau kalimat yang tepat agar tidak menimbulkan beban psikologis dan menyinggung. Kami masih sharing dengan teman-teman camat baiknya seperti apa,” kata Ronny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya