SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Kebakaran menghanguskan rumah Paimin, 50, warga Dusun Nglinggang, RT 007, Desa Ngrombo, Kecamatan Tangen, Sragen, Kamis (6/6/2019) dini hari. Satu keluarga itu harus mengungsi ke rumah saudara karena rumah mereka ludes terbakar.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kebakaran rumah yang dihuni tujuh orang itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Kebakaran itu kali pertama diketahui Paimin. Saat bangun dari tidur untuk mengantar istrinya, Sri Sulastri, 46, buang air kecil, Paimin melewati bagian depan kamar anaknya.

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Dia kaget melihat ada kobaran api membakar kasur tempat tidur anaknya. Paimin lalu berteriak membangunkan anaknya dan meminta tolong kepada tetangga untuk memadamkan api.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen yang mendapat laporan pada pukul 01.15 WIB segera mengirimkan tim pemadam kebakaran. Kendati demikian, api dengan cepat menyambar aneka perabotan rumah tangga dan melahap habis struktur bangunan rumah yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu dan bambu.

“Rumah itu terdiri dari tiga bagian, rumah depan, tengah dan belakang. Seperti rumah joglo di pedesaan pada umumnya. Karena sebagian besar terbuat dari bahan kayu, api sulit dipadamkan dengan peralatan seadanya dari warga. Tim pemadam kebakaran yang tiba di lokasi hanya bisa memadamkan api di bagian dapur karena sebagian besar rumah sudah ludes terbakar,” ujar Kapolsek Tangen, Iptu Zaini, saat dihubungi Solopos.com, Kamis pagi.

Iptu Zaini menjelaskan kebakaran rumah itu diduga dipicu korsleting. Menurut pengakuan keluarga korban, terdapat kabel stopkontak listrik di permukaan lantai yang berdekatan dengan kasur. Saat terjadi hubungan arus pendek, stopkontak diduga memercikkan api hingga menyambar kasur yang mudah terbakar.

“Ini jadi pelajaran berharga untuk semua orang. Jangan sembarangan memakai stop kontak. Apalagi sampai dipakai di lantai yang berdekatan dengan kasur yang mudah terbakar,” jelas Iptu Zaini.

Saat ini, keluarga Paimin mengungsi di rumah saudara yang berada tak jauh dari lokasi. Setelah kejadian itu, Sri Sulastri sempat dilarikan ke puskesmas terdekat. Namun, Iptu Zaini membantah bila Sri Sulastri dibawa ke puskesmas karena terdampak musibah kebakaran.

Sebelum kebakaran terjadi, Sri Sulastri sempat menjalani rawat inap di puskesmas. Pada Lebaran kemarin, dia memaksakan diri untuk pulang karena kangen dengan keluarga di rumah.

“Sore dia sampai rumah setelah dirawat di puskemas, pagi dini hari rumahnya malah terbakar. Karena belum pulih betul, dia akhirnya dibawa kembali ke puskesmas. Musibah kebakaran itu tentu membuat dia trauma,” ucap Zaini.

Akibat kebakaran itu, korban mengalami kerugian sekitar Rp85 juta. Selain membakar satu unit rumah, api juga melahap habis perabotan rumah tangga seperti lemari, meja dan kursi, peralatan elektronik seperti TV dan ponsel, perhiasan, serta uang tunai Rp1 juta.

“BPBD Sragen menyiapkan bantuan logistik berupa pangan dan nonpangan untuk disalurkan kepada keluarga korban kebakaran,” terang Kepala Pelaksana Harian BPBD Sragen, Sugeng Priyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya