SOLOPOS.COM - Salah satu rumah tempat syuting film KKN Desa Penari. (Youtube/Cerita Gunungkidul)

Solopos.com, GUNUNG KIDUL — Lokasi syuting film horor terbaru KKN Desa Penari yang sedang tayang di bioskop ternyata berada di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tepatnya di Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Film yang dibintangi Aulia Sarah ini menggunakan empat rumah di Padukuhan Ngluweng. Keempat rumah tersebut adalah milik warga bernama Ngadinah, Ngatimin, Marsono, dan Ngadiyo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com dalam video di channel Youtube Cerita Gunungkidul, Kamis (19/5/2022), rumah tersebut berada di kawasan yang cukup sepi. Dindingnya berupa kayu dan anyaman bambu.

Bagian dalam rumah tersebut masih sangat sederhana, lantainya masih tanah. Danuri, warga setempat mengatakan syuting film KKN Desa Penari dilakukan pada awal 2020, sebelum pandemi Covid-19.

Beberapa rumah tersebut kini kosong ditinggalkan penghuinya. Guna menuju ke rumah-rumah tersebut pengunjung harus menelusuri hutan yang rimbun lantaran lokasinya cukup terpencil.

Baca juga: Asal-Usul Badarawuhi Asli, Hantu Cantik di Film KKN Desa Penari

“Dulu pas dipakai syuting masih ditempati. Setelah syuting ditinggal. Penghuninya pindah, kemungkinan karena seram,” jelas Danuri.

Danuri menambahkan, rumah itu sudah ditinggal penghuninya sekitar satu tahun dan hendak dijual.

Diberitaakan sebelumnya, warga desa setempat pun mendapatkan keuntungan yang lumayan saat kampung mereka dijadikan tempat syuting film horor tersebut.

Baca juga: Adegan Panas Achmad Megantara dan Aghniny Haque di KKN di Desa Penari

Warga Dukuh Ngluweng, Isti Rahayu, mengatakan kampungnya menjadi tempat syuting film KKN di Desa Penari. Warga pun banyak yang mendapat rezeki tambahan selema proses syuting berlangsung. Ada yang mendapat uang dari penyewaan tempat, menjadi kru film dadakan, hingga menjadi pemain figuran dalam film.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Perbaikan Sistem PPDS

Perbaikan Sistem PPDS
author
Redaksi , 
Ichwan Prasetyo Sabtu, 20 April 2024 - 09:55 WIB
share
SOLOPOS.COM - Mahasiswa fakultas kedokteran sedang berpraktik di laboratorium. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi di perguruan tinggi yang berbiaya mahal. (Antaranews.com)

Hasil skrining kesehatan jiwa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) menunjukkan ada 2.716 calon dokter spesialis yang mengalami gejala depresi.

Angka 2.716 atau 22,4% ini berbasis calon dokter yang sedang menempuh berbagai pendidikan spesialisasi. Sekitar 3% di antara mereka mengaku merasa lebih baik mengakhiri hidup atau ingin melukai diri sendiri dengan berbagai cara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beban pendidikan dan pelayanan yang tinggi, ditambah lingkaran setan perundungan oleh senior terhadap junior, disebut sebagai penyebab.

Skrining tersebuti dilakukan Kementerian Kesehatan terhadap 12.121 calon dokter spesialis. Skrining dilakukan pada pada 21, 22, dan 24 Maret 2024. Penapisan dilakukan di 28 rumah sakit menggunakan kuesioner patient health questionnaire-9 atau PHQ-9.

Koran Solopos

Kementerian Kesehatan telah mengidentifikasi beberapa penyebab stres di kalangan para calon dokter spesialis. Tentu saja penyebab yang ditemukan itu harus didalami lebih lanjut.

Penyebab stres tersebut, antara lain, beban pendidikan berupa tuntutan menyelesaikan karya ilmiah dan membaca jurnal, beban pelayanan seperti kewajiban berjaga malam di rumah sakit, beban ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan keluarga, serta perundungan dalam berbagai bentuk.

Pada Juli-Desember 2023, Kementerian Kesehatan menerima 216 pengaduan tentang dugaan perundungan di lingkungan rumah sakit. Perundungan di sistem PPDS sebenarnya telah menjadi ”rahasia umum”.

Emagazine Solopos

Fakta ini mengemukakan urgensi mengevaluasi sistem PPDS secara menyeluruh. Kenyataan banyak peserta PPDS yang mengalami gejala depresi, bahkan memendam keinginan mengakhiri hidup, setidaknya menunjukkan dua hal yang saling berkaitan.

Pertama, sistem PPDS yang menghasilkan rangkaian proses yang berdampak buruk pada peserta. Kedua, kepribadian peserta PPDS bisa jadi ada yang rentan depresi dan tidak kompatibel dengan sistem PPDS yang berlaku selama ini.

Untuk yang pertama tentu butuh evaluasi menyeluruh sehingga sistem PPDS menjadi lebih ramah dan menyenangkan. Ada banyak isu—yang sebenarnya bersifat rahasia umum—tentang sistem PPDS yang dalam rangkaian proses memunculkan perundungan dan perlakuan-perlakuan tidak manusiawi yang sesungguhnya tidak perlu.

Interaktif Solopos

Masa perundungan paling parah oleh senior kepada peserta PPDS jamak pada  semester pertama. Pada masa itu para dokter umum peserta PPDS dianggap sebagai “keset”. Ketika semester semakin tinggi, perundungan makin berkurang dan lebih manusiawi.

Untuk yang kedua tentu yang dibutuhkan adalah konseling dan pendampingan sehingga setiap peserta PPDS bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik. Tentu konseling ini dalam konteks ketika sistem PPDS telah dievaluasi total dan dibenahi sehingga menjadi sistem yang lebih ramah, manusiawi, dan menyenangkan.

Kebutuhan dokter umum dan dokter spesialis di Indonesia belum terpenuhi, bahkan dalam tingkat minimal. Oleh karena itu, ”menyelamatkan” peserta PPDS dengan mengevaluasi total sistem PPDS menjadi penting.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Diduga Tersetrum, Petani Sukodono Sragen Meninggal di Ladang

Diduga Tersetrum, Petani Sukodono Sragen Meninggal di Ladang
author
Tri Rahayu , 
Anik Sulistyawati Sabtu, 20 April 2024 - 08:56 WIB
share
SOLOPOS.COM - Tim Polsek Sukodono, Sragen, melakukan olah kejadian perkara di sekitar sumur yang disedot airnya menggunakan pompa air di area tegalan Dukuh Gosek, Desa Baleharjo, Kecamatan Sukodono, Sragen, Jumat (19/4/2024) sore. (Istimewa/Polres Sragen)

Solopos.com, SRAGEN—Seorang petani ditemukan terletak di area ladang Dukuh Gosek, Desa Baleharjo, Kecamatan Sukodono, Sragen, Jumat (19/4/2024) sekitar pukul 16.50 WIB.

Korban meninggal dunia lantaran diduga tersetrum jaringan listrik pada kabel yang menghubungkan ke pompa air di area tegalan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kapolres Sragen AKBP Jamal Alam melalui Kasi Humas Polres Sragen Iptu Suyana kepada Solopos.com, Sabtu (20/4/2024) pagi, mengungkapkan identitas korban diketahui bernama Loso, 58, warga Dukuh Krapyak RT 028, Desa Baleharjo, Kecamatan Sukodono. Area tegalan itu merupakan bagian dari lahan milik Perum Perhutani yang terletak di Dukuh Gosek RT 020, Desa Baleharjo, Sukodono.

Suyana mengatakan dari olah kejadian perkara, polisi menemukan sebuah kabel berukuran 1 meter dan sebuah pompa air. Dia menjelaskan awalnya seorang perangkat Desa Baleharjo Jayanto melihat korban tergeletak saat berada di area tegalan. Dia mengatakan setelah dicek ternyata korban sudah meninggal dunia dengan kondisi tangan terdapat luka bakar.

Koran Solopos

“Atas kejadian itu saksi menghubungi perangkat desa lain dan warga lainnya kemudian melapor ke Polsek Sukodono. Kemudian Tim Polsek, Koramil, dan Tim Inafis, serta tim Puskesmas Sukodono datang ke lokasi untuk mengecek kondisi korban. Dari hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan sehingga korban meninggal murni karena tersetrum kabel pompa air,” jelasnya.

Dia melanjutkan korban kemudian dievakuasi ke rumah duka. Dia mengatakan jenazah diserahkan kepada keluarga korban untuk dimakamkan dan pihak keluarga menerima musibah tersebut. Keluarga korban, kata dia, membuat surat pernyataan yang berisi tidak ingin dilakukan autopsi terhadap jenazah korban.

Ketua PSC 119 Sukowati Sragen Udayanti Proborini melalui Sekretaris PSC 119 Sukowati Sragen, Nengah Adnyana Oka Manuaba, menyampaikan korban meninggal dunia dengan luka bakar dan robek di jari tangan kanan. Dia mengatakan korban juga mengeluarkan cairan pada hidung.

Emagazine Solopos

“Awalnya kami menerima informasi dari anggota Tagana tentang adanya orang tersetrum di wilayah Dukuh Gosek, Baleharjo, pada pukul 17.07 WIB. Kami langsung berkoordinasi dengan Puskesmas Sukodono untuk merespons ke lokasi. Kami langsung datang ke lokasi dan melakukan assemen. Kemudian jenazah dievakuasi ke rumah duka menggunakan ambulans Puskesmas Sukodono,” ujarnya.

Menurut dia, dari visum luar yang dilakukan Puskesmas Sukodono dan Tim Inafis Polres Sragen tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Kemudian jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Roundup Dugaan Pembunuhan di Sukoharjo, dari Bekas Luka Hingga Motor Terjual

Roundup Dugaan Pembunuhan di Sukoharjo, dari Bekas Luka Hingga Motor Terjual
author
Anik Sulistyawati Sabtu, 20 April 2024 - 08:40 WIB
share
SOLOPOS.COM - Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit dan Komandan Kodim (Dandim) 0726/Sukoharjo, Letkol Czi Slamet Riyadi, memberikan keterangan terkait kasus pembunuhan perempaun asal Jumapolo, Karanganyar, di Mapolres Sukoharjo, Kamis (18/4/2024). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Teka-teki terkait ditemukannya jasad wanita terbungkus plastik di parit dekat Makam Mawar, Dukuh Gagan, Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, mulai terungkap satu persatu.

Sebelumnya, dari hasil autopsi di RSUD dr Moewardi Solo, jenazah Serlina, 22, gadis asal Dusun Dlingin Lor, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, itu diketahui terdapat luka memar maupun jeratan di berbagai bagian tubuh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan hasil pemeriksaan tim forensik, korban dinyatakan meninggal karena lemas kehabisan napas. Korban diduga dicekik atau dibekap hingga meninggal dunia.

Kali ini, setelah adanya kejanggalan-kejanggalan tersebut, ditemukan lagi barang bukti berupa motor milik korban yang telah terjual.

Koran Solopos

“Jadi setelah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan barang bukti, [Satuan Reserse Kriminal] Satreskrim Polres Sukoharjo mendapat informasi dari saksi berinisial I, bahwa pada Kamis tanggal 18 April 2024 sekitar pukul 23.00 WIB, dirinya diajak terduga pelaku berinisial DP menjual sepeda motor milik korban dengan merek Honda Beat warna hitam, dengan nomor polisi AD 2612 ATF, tahun 2018, nomor rangka MH1JFZ121JK681163, nomor mesin JFZ1E26885238, beserta STNK atas nama Karni, alamat Dlangin Lor Rt 01/ Rw 04, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar,” ungkap Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, Jumat (19/4/2024).

“Motor tersebut dijual kepada saksi berinisial LD di Karangpandan Karanganyar dengan harga Rp4.200.000,” tambahnya.

AKBP Sigit, menambahkan bahwa pihaknya hingga saat ini sudah memeriksa sebanyak 17 saksi, yang terdiri dari teman, keluarga korban, warga sekitar, pemilik toko korban bekerja, dan teman terduga pelaku.

Emagazine Solopos

“Dari keterangan 17 saksi itu, diduga ini merupakan pembunuhan yang sudah direncanakan sebelumnya,” ucapnya.

Hingga saat ini, Polres Sukoharjo dibantu Polda Jateng masih memburu pelaku dalam kasus ini. AKBP Sigit mengatakan, sementara motif diketahui pelaku ingin menguasai barang milik korban. Karena menurut keterangan dari teman korban, saat itu korban membawa uang THR sekitar Rp5 Juta, satu unit sepeda motor, dan satu HP.

Dugaan Pembunuhan Berencana

Sebelumnya, aparat Polres Sukoharjo mengungkap penyebab kematian Serlina, 22, warga Dusun Dlangin Lor, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Karanganyar yang jeasadnya ditemukan di pinggir jalan di Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo. Serlina meninggal dunia lantaran kehabisan napas diduga setelah dibekap atau dicekik di bagian leher oleh pelaku.

Interaktif Solopos

Pelaku juga diduga kuat sudah merencanakan pembunuhan tersebut. Hal ini diungkapkan Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, saat melakukan gelar barang barang bukti di Mapolres Sukoharjo, Kamis (18/4/2024).

“Penyebab kematian korban karena lemas dan kehabisan napas. Kemungkinan dibekap atau dicekik lehernya. Ini berdasarkan hasil autopsi forensik,” kata dia.

Berdasarkan hasil autopsi dari tim forensik RSUD dr. Moewardi Solo, ada trauma atau luka di leher bagian depan dan belakang korban yang diduga karena dibekap atau dicekik. Ada kemungkinan korban yang telah meninggal kemudian dijerat dengan sabuk oleh pelaku. Selain itu, ada trauma dan memar di bagian dagu, pundak sebelah kanan.



“Saat ditemukan, korban dalam kondisi haid atau menstruasi,” ujar sambung Kapolres.

Menurut Kapolres, pelaku telah merencanakan pembunuhan terhadap Serlina yang hilang saat malam takbiran. Tim Resmbo Satreskrim Polres Sukoharjo dibantu Polda Jawa Tengah tengah memburu pelaku yang melarikan diri ke luar daerah.

“Kasus ini sudah terungkap. Identitas pelaku juga sudah kami kantongi. Kami mohon doa dari masyarakat agar bisa segera menangkap pelaku,” ujar dia.

Pernyataan Kapolres ini sejalan dengan keterangan yang disampaikan orang tua korban. Ayah korban, Sarno, 55, didampingi istrinya Karni, 48, saat dijumpai di rumahnya pada Selasa (16/4/2024) mengungkapkan putrinya diduga dihabisi dengan cara dijerat lehernya. Hal ini diperoleh dari temuan kondisi leher pada jasad korban yang terjerat sabuk karate.

“Anak saya itu korban pembunuhan. Tidak ada bekas luka, tapi dibunuh dengan dijerat leher pakai sabuk karate,” ungkap dia.

Pihak keluarga hingga kini masih menunggu proses penyidikan terhadap kasus tersebut. Sarno mengatakan polisi telah menangkap satu pelaku berinisial S yang merupakan kenalan putrinya. Sedangkan satu pelaku lain, D, masih dalam pengejaran polisi.

“S ini waktu jasad anak saya ditemukan ada di lokasi. Malah ikut kerumunan warga lihat di sana. Kalau yang D itu yang masih dikejar,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories