SOLOPOS.COM - Sebuah kegiatan rehabilitasi rumah tak layak huni (RTLH). (JIBI/Bisnis Indonesia/Maftuh Ihsan)

Sebuah kegiatan rehabilitasi rumah tak layak huni (RTLH). (JIBI/Bisnis Indonesia/Maftuh Ihsan)

WONOGIRI — Bantuan rehab rumah tidak layak huni (RTLH) tahun 2013 ditetapkan naik menyusul kenaikan harga sejumlah material barang. Jika pada tahun 2012 bantuan tersebut hanya digulirkan Rp2,5 juta/unit, tahun 2013 bantuan rehab RTLH menjadi Rp4,5 juta/unit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini di Wonogiri masih ada 71.806 unit rumah yang masuk kategori RTLH. Tahun 2013, sedikitnya 1.322 unit rencananya dibantu dengan sumber dana APBD dan APBN.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Wonogiri, Semedi Budi Santoso, mengatakan nilai bantuan RTLH sengaja dinaikkan mengikuti perkembangan harga di lapangan. Di samping itu, kenaikan harga tersebut juga merujuk pada standar bantuan rehab RTLH yang diberikan Pemprov Jawa Tengah yang telah menembus angka Rp5 juta.

“Memang harus ada penyesuaian, dengan harga material, juga dengan nilai bantuan dari Pemprov. Dengan nilai Rp2,5 juta sekarang bisa dapat apa,” ungkapnya kepada Solopos.com. Pada tahun ini, bantuan rehab RTLH masing-masing senilai Rp4,5 juta akan diberikan kepada 322 pemilik rumah yang masih kategori RTLH. Meskipun jumlah rumah yang dibantu cukup banyak, Semedi mengakui pekerjaan rumah untuk menuntaskan semua RTLH di Wonogiri masih panjang. Berdasarkan data pihaknya, pada akhir 2012 masih ada 71.806 unit RTLH. Bantuan rehab dari APBD 2013 sebanyak 322 unit rumah hanya mengentaskan sebagian kecil saja.

Beruntung, pada tahun ini, Pemkab besar kemungkinan mendapatkan bantuan rehab RTLH dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wonogiri, Haryono, mengatakan November 2012 silam, Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, telah mengajukan 2.096 unit rumah dalam program BSPS.

Usulan ribuan unit rumah itu tersebar di 17 desa/kelurahan di empat kecamatan, yakni Purwantoro, Nguntoronadi, Wuryantoro dan Paranggupito. Pertimbangan memilih empat kecamatan didasarkan pada banyaknya jumlah RTLH dan keberadaan rumah-rumah itu. RTLH dalam satu kawasan lebih diprioritaskan karena bantuan tersebut kelak akan disusul dengan bantuan peningkatan kualitas lingkungan baik berupa akses jalan maupun drainase.

Selanjutnya, Haryono menerangkan pihaknya menerima kabar informal dari Pemprov yang menyebutkan Wonogiri mendapat jatah 1.000 unit. “Namun, Bupati langsung melayangkan surat untuk meminta pertemuan langsung dengan Kementerian dengan harapan bisa menambah jatah untuk Wonogiri Desember 2012 lalu. Sampai saat ini belum ada balasan. Sementara kami berpegang pada informasi 1.000 unit itu,” beber dia.

Sementara itu, kendati sama-sama menyasar RTLH, BSPS memberikan peluang lebih besar. Program ini bisa digunakan untuk warga yang merehab ataupun membangun rumah mereka. Nilai bantuan yang diberikan juga lebih besar, untuk rehab rumah atau diistilahkan peningkatan kualitas rumah senilai Rp7,5 juta/unit dan pembangunan rumah Rp15 juta. Haryono menambahkan warga miskin yang sudah memiliki rencana merehab/membangun rumah lebih mendapat prioritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya