SOLOPOS.COM - Ilustrasi buruh bangunan mengaduk semen di proyek pembangunan perumahan (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Rumah subsidi Soloraya, pembangunan 3.500 unit rumah di Soloraya meleset.

Solopos.com, SOLO–Target pembangunan rumah murah sebanyak 3.500 unit rumah di Soloraya pada tahun ini dinilai tidak bisa terealisasi. Hal ini lantaran adanya bermacam kendala di lapangan sehingga menghambat pembangunan rumah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Real Estat Indonesia (REI) Soloraya, Anthony Abadi Hendro P., menilai hanya sekitar 1.750 unit rumah yang bisa dibangun hingga akhir tahun. Hal ini karena diadakannya pemilihan kepala daerah (pilkada) sehingga beberapa perizinan mandek akibat pemimpin daerah dipegang oleh pejabat sementara.

Selain itu, beberapa perizinan yang sudah dipermudah seperti diskon tarif perizinan dan percepatan pengurusan izin belum diberlakukan di beberapa daerah.

“Pemberian izin lokasi, kekuatan hukumnya kuat sehingga kepala daerah yang notabene adalah pejabat sementara enggan menyetujui. Namun untuk lahan kecil, yang dibangun rumah kurang dari 50 unit, masih jalan terus tapi untuk izin lokasi pembangunan rumah ratusan hingga ribuan masih terkendala,” ungkap Tony saat dihubungi Solopos.com, Selasa (10/11/2015).

Branch Manager BTN Solo, Teguh Wahyudi, menyampaikan hingga September Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baru terealisasi 1.600 unit rumah. Padahal pihaknya menargetkan mampu membiayai 3.000 unit hingga akhir tahun. Menurut dia, sulitnya realisasi target ini karena pengembang kesulitan menyediakan rumah akibat terkendala lahan.

Selain itu, proses pembangunan juga menjadi kendala karena pembiayaan baru bisa disalurkan setelah rumah jadi. Padahal proses pembangunan membutuhkan waktu tiga bulan hingga empat bulan. Pencanangan program satu juta unit rumah yang baru terealisasi April dan pemberian subsidi berupa uang muka satu persen serta suku bunga fix lima persen setahun juga baru bisa dilakukan pada awal semester II tahun ini.

“Sulit mencapai target pembiayaan 3.000 unit sampai akhir tahun. Kalau melihat kondisi saat ini, kemungkinan hanya terealisasi 1.800 unit-1.900 unit,” kata Teguh saat ditemui wartawan di Gedung Bank Indonesia (BI), Selasa.

Meski begitu, dia mengaku optimistis realisasi penyaluran KPR pada tahun depan bisa lebih baik. Hal ini karena perekonomian membaik dan proses pembangunan rumah banyak dilakukan pada akhir tahun ini sehingga realisasi penjualan baru bisa dilakukan tahun depan.

Sementara itu, berdasarkan data dari BI Solo menunjukkan realisasi KPR hingga September naik 5,16% menjadi Rp4,2 triliun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan penyaluran KPR terjadi untuk KPR ruko dan rukan yang naik 13,73% dan disusul KPR rumah diatas tipe 70 yang naik 11,16%. KPR untuk rumah tipe dibawah 21 dan 21-70 tidak mengalami kenaikan yang signifikan, yakni masing-masing hanya 2,31% dan 2,92%. Meski begitu, penyaluran KPR tipe 21-70 memiliki nominal paling tinggi, yakni Rp1,65 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya