SOLOPOS.COM - Petilasan Mbah Samin Surosentiko bakal dibangun untuk mewariskan ajaran Samin Sedulur Sikep. (Liputan6com)

Solopos.com, BLORA -- Nama Samin Surosentiko sudah tidak asing lagi di telinga orang Jawa. Nama Samin bahkan telah menjadi gerakan yang mengajarkan sedulur sikep, yaitu ajaran perlawanan terhadap penjajah dalam bentuk selain kekerasan.

Mengutip Liputan6.com, Rabu (21/4/2021), para tokoh masyarakat di Blora ingin mengembalikan suasana rumah di Dukuh Ploso RT 08/RW 05, Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, menjadi seperti saat ajaran Samin ada. "Di sini tempat petilasan rumahnya Mbah Samin Surosentiko," ungkap tokoh Sedulur Sikep, Gunretno.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gunretno mengatakan sekitar 20 tahun lalu dirinya bertemu dengan seorang warga bernama Mbah Randim. Yang bersangkutan, merupakan orang yang punya warisan sebidang tanah di Desa Kediren. "Mbah Randim itu anaknya Mbah Radimah. Mbah Radimah itu rujunya Mbah Samin Surosentiko," katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga : Suku Samin, Masyarakat Pedalaman Adat Blora Pemegang Teguh Tradisi

Pada saat bertemu Mbah Randim kala itu, Gunretno mengaku sempat menanyakan bagaimana ceritanya soal status tanah peninggalan Mbah Samin yang tidak sampai ke anak cucunya. "Tanah ini bisa di katakan jika dulunya di tukar dengan kerbau, istilahnya dijual," ungkapnya.

Mengetahui jawaban itu, selanjutnya Gunretno mencoba mengurus status tanah tersebut ke seorang bernama Mbah Karjan. Yang bersangkutan merupakan orang yang menukar kerbau tanahnya Mbah Samin. "Ketika saya urus, ternyata cocok dengan apa yang dikatakan Mbah Randim. Terus saya punya niat [mengganti] karena ini tanah awalnya dari Sedulur Sikep," terangnya.

Dulu Mbah Samin perjuangannya sangat besar dan bukan sebatas untuk sedulur sikep saja. Melainkan bisa jadi panutan bagi semua orang yang turut berjuang bersama-sama melawan penjajahan kolonial Belanda. Pada saat dirinya kala itu berkomunikasi ingin mengganti tanah peninggalan Mbah Samin, dari Mbah Karjan sempat tidak bisa menjawab dan mengaku ingin ditempati sendiri.

Baca Juga : 75.593 Keluarga Di Blora Valid Terdata Pendataan Keluarga 21

Gunretno lalu berupaya mengajak musyawarah lingkungan desa dan sejumlah warga Randublatung yang sepemikiran sama. Tentunya semata-mata agar tanah yang jadi cikal bakal itu bisa diganti atau dijual.

Dirinya mengaku, sempat tidak mengira jika pada 15 Maret 2021 lalu, secara tiba-tiba tanah peninggalan Mbah Samin ini diberikan dan dipasrahkan secara sah. Dia bilang, tanggal dan bulan tersebut bertepatan dengan saat Mbah Samin diasingkan ke Sawah Lunto, Sumatra Barat, pada tahun 1907.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya