SOLOPOS.COM - Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi ( Menresitekdikti) M. Nasir didampingi Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama melakukan pengguntingan rangkai melati pada grand opening Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) di kompleks Kampus Undip Tembalang, Semarang, Kamis (28/1/2016).(Insetyonoto/JIBI/Semarangpos)

Rumah Sakit di Semarang bertambah dengan diresmikannya rumah sakit pendidikan RSND.

Semarangpos.com, SEMARANG-Universitas Diponegoro (Undip) Semarang melakukan grand opening rumah sakit pendidikan Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND). Grand opening RSND yang berlokasi di Jl. Prof. Soedarto Tembalang, Semarang kompleks Undip, dilakukan Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi ( Menresitekdikti) M. Nasir, Kamis (28/1/2016).

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Hadir dalam acara tersebut Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama, Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Noor Achmad, Rektor Universitas IKIP PGRI Semarang Muhdi, Direktur Utama RSND Pro. Susilo Wibowo, Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman.

Pendirian rumah sakit pendidikan untuk memenuhi ketentuan UU Nomor 20/ 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Di mana setiap universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran harus dilengkapi dengan rumah sakit pendidikan untuk memfasilitasi praktik kedokteran mahasiswanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Menristekdikti menyatakan sampai sekarang sudah ada 14 rumah sakit pendidikan di Indonesia, tapi belum semuanya beroperasi.

“Dari 14 itu yang sudah operasi ada empat yakni Universitas Hasanudin [Unhas] Makasar, Universitas Gajah Mada [UGM] Jogja, Universitas Sumatera Utara [USU] Medan, dan Undip Semarang,” kata Nasir.

Untuk mendukung operasional rumah sakit pendidikan tersebut, lanjut dia, pemerintah menggelontorkan dana senilai Rp20 miliar per rumah sakit.

“Dana Rp20 miliar agar rumah sakit pendidik bisa melayani pasien umum dengan baik,” imbuhnya.

Sebagai rumah sakit pendidikan, Nasir berharap, RSND nantinya melalui riset dan penelitian bisa menemukan obat-obatan sendiri untuk mengobati pasien sehingga dapat menekan biaya.
Pasalnya biaya obat sekarang mahal, karena sebagian besar obat-obatan dan bahan baku obat masih impor, paling banyak dari India.

“Kalau bisa menemukan obat sendiri dan dipatenkan bisa menekan biaya,” ujar Nasir.

Rektor Undip Yos Johan Utama berharap RSND bisa berkembang menjadi besar sehingga dapat melayani kesehatan masyarakat dengan baik.

Sementara itu, Direktur Utama RSND Prof. Susilo Wibowo mengungkapkan biaya pembangunan gedung dan peralatan medis pendukung senilai Rp170 miliar. Pada tahun pertama, jelas dia, RSND memiliki sebanyak 100 ruang untuk rawat inap pasien, nantinya akan terus dikembangkan sampai 300 ruang rawat inap.

“Kami memiliki fasilitas ICU [intensive care unit] dengan 15 unit ventilator atau alat bantu pernafasan. Ini merupakan terbanyak di Indonesia,” tandas mantan Rektor Undip ini.

Dia menambahkan dengan mengemban sebagai rumah sakit pendidikan dukungan dana dari pemerintah sangat diharapkan, karena kalau hanya mengandalkan dari pendapatan pasien tidak mencukupi. “Dana dari pemerintah untuk bembayar gaji karyawan, perawat, bidan, dan dokter. Pada 2016 mendapatkan bantuan Rp26 miliar,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya