SOLOPOS.COM - Peserta Gladi Lapang dan Seminar Implementasi Hospital Disaster Plan, Code Blue, dan Sistem Triase, saat mengikuti simulasi penanganan korban bencana di RSUD Sleman, Sabtu (29/10/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Rumah sakit se-DIY Jawa tengah harus bersatu saat terjadi bencana

Harianjogja.com, SLEMAN- Hospital Disaster Plan (HDP) menjadi satu kesatuan dalam penanganan bencana di suatu wilayah. Diharapkan seluruh rumah sakit menerapkan HDP saat bencana terjadi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Direktur RSUD Sleman Joko Hastaryo menjelaskan, rumah sakit menjadi salah satu unsur penting dalam penanggulangan bencana. Terutama saat masa tanggap darurat bencana diterapkan. Instalasi gawat darurat atau IGD, lanjut Joko, merupakan unit terdepan RS selama tanggap darurat berlangsung.

“Para petugas tentu harus dibekali pemilahan terhadap korban bencana [Triase] berdasarkan keadaan ABC [Airway, Breathing, dan Circulation],” kata Joko saat Gladi Lapang dan Seminar Implementasi Hospital Disaster Plan, Code Blue, dan Sistem Triase, Sabtu (29/10/2016).

Ketua Pusat Bantuan Kesehatan (Pusbankes) 118 DIY Hendro Wartatmo menjelaskan, Pusbankes 118 sebagai organisasi ambulan gawat darurat se-DIY melaksanakan kegiatan gladi rutin dua kali setahun. Kebijakan tersebut dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

“Berkaca dari kejadian erupsi Merapi 1994 di mana dalam penanganan bencana waktu itu respon penanganan medis rumah sakit se DIY kurang terkoordinasi. Pada 1996, dibentuklah Pusbankes 118 untuk mempermudah koordinasi seluruh rumah sakit di DIY,” katanya.

Bersambung halaman 2

Hendro menambahkan, penerapan HDP disetiap rumah sakit, menentukan kualitas pelayanan dan merespon penanganan bencana dengan baik. Jika masing-masing rumah sakit menerapkan HDP, maka penanganan medis selama tanggap bencana akan menghasilkan dampak yang bagus pula.

“Misalnya, menurunnya morbiditas dan mortalitas korban bencana. Dalam gladi, kami mensimulasikan bagaimana proses evakuasi pasien dari lapangan ke rumah sakit melalui ambulan,” ujar dia.

Ketua Panitia Kegitana Joko Anggono mengatakan, kegiatan tersebut diikuti 37 ambulan dari Rumah Sakit se DIY dan Jateng. Jumlah peserta lebih dari 250 orang. Selain mengikuti seminar, peserta juga diajak mengunjungi lokasi Huntap Pagerjurang, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman.

“Kami berharap para peserta dapat bersama-sama mengetahui dan berdiskusi pengalaman dalam membuta dan mengembangkan HDP,” kata Anggono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya