SOLOPOS.COM - Direktur Medik dan Keperawatan RSST Klaten, Juli Purnomo, menunjukkan ruangan khusus yang untuk merawat pasien virus corona, Rabu (4/3/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Sejumlah rumah sakit di Klaten memperketat jam kunjungan atau besuk pasien termasuk yang menjadi rujukan penanganan pasien corona atau covid-19.

Salah satu rumah sakit yang memperketat jam besuk yakni RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten. Sebagai informasi, RSST menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien corona.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Instalasi Promosi dan Humas RSST, Sri Wardani, mengatakan RSST untuk sementara meniadakan jam besuk pasien mulai Minggu (15/3/2020) hingga dua pekan mendatang.

Solo Semi Lockdown, Harga Sembako Tetap Terkendali

“Kalau mau menjenguk, cukup di rumah saja kalau sudah pulang akan lebih aman. Kalau penunggu pasien cukup satu orang. Aturan ini kami berlakukan demi memutus atau mengurangi rantai penyebaran Covid-19. Kami rasa masyarakat juga maklum,” kata Dani saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Pengetatan jam besuk juga diberlakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Klaten. Jam besuk sore ditiadakan. Sementara jam besuk pagi pukul 11.00 WIB-13.00 WIB masih diperbolehkan.

Pelaksana Humas RSU Islam Klaten, Agus Susanto, mengatakan meski jam besuk pagi masih dibuka, pengunjung atau penunggu pasien harus melewati pengecekan kesehatan di pintu masuk.

Penumpang MV Colombus Tumpah di Semarang saat Wabah Corona

“Di pintu masuk kami ada pemeriksaan suhu tubuh dan sudah diberlakukan sejak Jumat [13/3/2020] sebagai identifikasi awal,” jelas Agus.

Jika penunggu atau pengunjung ditemukan atau terindikasi demam dengan gejala batuk serta pilek diimbau tidak melakukan kunjungan ke pasien.

32 Orang Dalam Pemantauan

“Pengetatan ini kami lakukan untuk mengurangi risiko dan mencegah penyebaran penyakit kepada pengunjung yang sehat,” kata Agus.

Sementara itu, Satgas Percepatan Pencegahan Virus Corona Kabupaten Klaten memastikan hingga kini belum ada kasus orang positif virus corona atau Covid-19 di Klaten.

Seluruh Sekolah di Jateng Libur Dua Pekan, Tunggu Update Corona

Juru Bicara Satgas Percepatan Pencegahan Virus Corona Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan hingga Minggu ada 32 orang dalam pemantauan lantaran baru pulang atau kontak langsung dengan orang yang baru pulang bepergian dari luar negeri seperti China, Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia.

Pemantauan itu dilakukan petugas kesehatan yang saban hari mengunjungi rumah mereka untuk memeriksa kondisi kesehatan. Pemeriksaan dilakukan selama 14 hari sesuai protokol kesehatan dari organisasi kesehatan dunia atau WHO.

“Sampai hari ini di Klaten kondisinya aman [belum ada orang yang positif terjangkit virus corona],” kata Anggit.

Kenali Gejala Virus Corona, Apa Bedanya dengan Influenza?

Anggit menuturkan kasus terakhir orang dalam pemantauan yakni seorang pelajar SMA dari wilayah Kabupaten Gunungkidul, DIY, dan sempat dirawat di RSU Islam Cawas Klaten. Pelajar itu mengalami batuk, pilek, dan sesak napas.

Dari hasil pemeriksaan, dokter di RSU Islam Cawas curiga karena ada kronologi pelajar itu sebelumnya kontak langsung dengan ustaznya yang baru saja pulang umrah.

Warga Diminta Hati-Hati Sebar Informasi Soal Corona

"Akhirnya untuk meyakinkan apakah suspect atau tidak, pelajar tersebut dirujuk ke RSST. Dirawat di RSU Islam Cawas dua hari dan tadi malam [Sabtu, 14/3/2020] dirujuk ke RSST,” kata Anggit yang juga Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten.

Laga Ditunda, Pemain Persis Solo Kecewa Tapi Legawa

Di RSST, pelajar itu diobservasi dan dilakukan pengecekan ulang oleh dokter RSUP. Kondisi pelajar itu dipastikan terus membaik. “Dari hasil pemeriksaan justru didiagnosis lain. Namun, kami tidak menyebutkan diagnosis lain itu apa. Yang jelas bukan virus corona,” kata Anggit.

Anggit mengatakan meski dari hasil pemeriksaan tak menyatakan pelajar itu terjangkit virus corona, pemantauan sesuai protokol kesehatan tetap dilakukan. Terkait kondisi ustaz pelajar itu, Anggit menjelaskan sudah berkomunikasi dengan pemerintah Gunungkidul dan dipastikan aman atau tidak terjangkit virus corona.

Virus Corona Mengancam, Tempat Wisata Di Wonogiri Tetap Ramai



Lebih lanjut, Anggit mengimbau agar warga tetap bijak dalam menyebarkan informasi melalui media sosial terutama terkait kasus virus corona agar tak menimbulkan kepanikan.

“Mohon hati-hati dalam menuliskan kata-kata terinfeksi corona. Kata itu [terinfeksi] bagi kami itu sangat berat. Kalau mengatakan terinfeksi itu artinya ada yang positif. Padahal untuk menentukan positif atau tidak itu ada tahapan-tahapan yang dilalui. Suspect saja belum tentu positif. Kami berharap bijak dalam media sosial ini menjadi pemahaman bersama,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya