SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sejak dibangun pada 1922, Rumah Sakit Mata (RSM) Dr. YAP berusaha mempertahankan bentuk aslinya. Sebuah bangunan kolonial di tanah tropis. 

Seperti banyak bangunan Belanda yang berdiri di Indonesia, RSM Dr. YAP juga memiliki atap yang tinggi dengan kemiringan tajam. Jendela dengan jumlah yang relatif banyak juga tinggi dan lebar. Daun jendela dan pintu bermodel kupu tarung masih terjaga baik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

RSM Dr. YAP terletak di Jalan Teuku Cik Ditiro Nomor 5 Terban Gondomanan Jogja. Kepala Sie Humas RSM Dr.YAP, Agus Pujianto kepada Harian Jogja, pekan lalu menuturkan rumah sakit yang khusus menangani berbagai macam penyakit mata ini didirikan Dr. Yap Hong Tjoen pada 1922.

Sepulang dari Belanda, tempat ia mengenyam pendidikan, lelaki China yang tinggal di Gondolayu itu lantas meminta izin kepada Sri Sultan Hamengku Buwono VIII untuk membangun rumah sakit mata di Jogja di atas tanah milik Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. “Karena pada saat itu rakyat sakit mata, bulu matanya masuk ke dalam sehingga merusak kornea,” kata Agus.

Saat ini RSM Dr. YAP sudah tercatat sebagai benda cagar budaya yang dilindungi negara. Bangunan rumah sakit ini seluas 4.888,26 meter persegi berdiri di atas tanah seluas 22.690 meter persegi. Kini RSM Dr.YAP di bawah kepemilikan Yayasan Rumah Sakit Mata Dr.YAP Prawirohusodo. 

Ditambah
Bangunan induk RSM Dr. YAP menghadap ke timur dengan kanopi sebagai pintu gerbangnya. Bangunan ini mempunyai dua sayap, yaitu sayap utara dan selatan, adapun terasnya menghadap ke barat sebagai ruang tunggu pasien. Kompleks rumah sakit  bagian dalam terdiri dari bangunan induk di sisi timur digunakan untuk perawatan kelas VIP, bangunan bagian tengah untuk perawatan.

Sementara bangsal dan musala di sisi barat dan bangunan penunjang di sisi selatan. Bangunan satu dengan yang lain dihubungkan dengan doorlop. Atap yang tinggi dengan kemiringan tajam dan dihiasi dengan manara kecil berfungsi untuk ventilasi udara ruang bawah atap.

Lorong-lorong yang menghubungkan satu bangunan dengan bangunan lain masih tetap seperti semula. Baik atap, tiang hingga lantainya berbahan tegel. Ruang perawatan yang kini dijadikan museum barang-barang peninggalan sang pemilik rumah sakit juga masih seperti aslinya.

Namun dinding-dinding di sebagian besar bangunan sudah ditambahkan keramik setinggi satu meter dari lantai. “Biar tampak bersih dan rapi saja,” tutur Agus, yang bekerja di RSM Dr.YAP selama 11 tahun.

Tidak ingin meninggalkan ciri khas kuno, kursi-kursi di ruang tunggu didesain seperti kursi pada saat awal rumah sakit ini berdiri. Dicat warna hijau tua, kursi-kursi panjang berbahan kayu itu berjejer rapi di sayap kanan dan kiri ruang tunggu pasien.

Citra bangunan
Keaslian bangunan di RSM Dr. YAP itu juga diakui Dosen Program Studi Desain Interior Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja, Martino Dwi Nugroho yang dihubungi terpisah. Ia mengatakan material yang digunakan untuk membangun rumah sakit itu menggunakan batu bata setebal 30 centimeter. Supaya kontruksi bangunan kuat, batu bata saling dilengketkan dengan campuran pasir dan gamping.

“Dulu belum ada semen, jadi perekatnya lebih lebar, sama lebarnya dengan batu bata itu sendiri, kalau bangunan yang modern biasanya perekat antara batu bata hanya setengah dari lebar batu bata itu,” jelasnya.

Meski demikian, Martino agak prihatin melihat kondisi bangunan RSM Dr. YAP yang sekarang. “Bangunan utuh seperti dulu hanya di bagian depan saja, yang di belakangnya sudah dibangun dengan desain baru. Harusnya kalau mau ditambah, boleh. Tapi kontruksinya saja yang diperkuat,” imbuh lelaki berusia 34 tahun itu.

Menurutnya, penguatan kontruksi bangunan, bukan dengan membangun bangunan yang baru merupakan upaya untuk tetap mempertahankan citra RSM Dr.YAP. “Bangunan yang di dalam hampir semua diubah, sebenarnya tidak masalah karena pasti ada penyesuaian dan untuk memenuhi fungsinya. Tapi ingat, jangan kemudian semuanya dibuat baru karena ini menyangkut citra rumah sakit,” pesannya. (Wartawan Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya