SOLOPOS.COM - Sebelum ganja dilarang, warga Thailand menggunakan ganja sebagai bumbu penyedap makanan. (France24)

Solopos.com, BANGKOK — Rumah sakit di Thailand meyajikan menu masakan yang terbuat dari ganja. Menu yang disajikan mulai dari ganja goreng hingga sup ganja. Konon katanya mengkonsumsi daun ganja segar dapat meningkatkan mood, fokus, dan kreativitas.

Bantu Pasien Covid-19, PMI Jateng Tebar 5 Ventilator

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melansir France24, Sabtu (16/1/2021), sejak tahun 2018, Thailand menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang melegalkan ganja sebagai salah satu tanaman medis.

Tanaman itu sendiri akhirnya dihapus dari daftar narkotika kerajaan pada bulan lalu. Ini berati rumah sakit sekarang dapat menggunakan daun, batang, dan akarnya untuk bahan makanan.

Ekspedisi Mudik 2024

Dokter Pakakrong Kwankhao, Kepala Pusat Pengobatan Tradisional dan Herbal Thailand yang berbasis di Pusat Bukti di Rumah sakit Chao Phya Abhaibhubejhr menyambut positif hal itu.

“Ini mendandai kembali ke masa lalu kuliner Thailand. Menempatkan daun ganja dalam makanan adalah budaya kami,” kata Pakakrong.

BNPB: Korban Gempa Sulbar Menjadi 56 Jiwa, 637 Orang Luka-Luka

Pakakrong Kwankhao mengatakan bahwa sebelum ganja dilarang, warga Thailand menggunakan ganja sebagai bumbu penyedap makanan.

“Dulu sebelum ganja dilarang, kami taruh dalam jumlah kecil sebagai bumbu penyedap dan kami juga menggunakannya sebagai obat herbal,” ujar Pakakrong.

Diberi Batasan

Restoran di rumah sakitnya, memperkenalkan menu baru masakan Thailand yang menggugah selera berbahan dasar ganja. Di dapur restoran, seorang koki mengolah daun ganja dan menggorengnya hingga renyah keemasan, sementara yang lain menaburkannya ke dalam wajan berisi daging cincang dengan cabai.

Deretan Bencana di Awal 2021: Pesawat Jatuh hingga Gunung Meletus, #PrayforIndonesia

Pakakrong menjelaskan jumlah THC dalam tanaman ganja segar sangat kecil. Namun untuk menghindari konsumsi berlebihan, restoran tersebut menerapkan batasan maksimum lima daun per pelanggan.

Dokter itu juga menjelaskan bahwa mengonsumsi ganja dalam jumlah kecil dapat meningkatkan mood, fokus, dan kreatifitas. Namun tidak semua orang dapat mengkonsumsi ganja. Ibu hamil atau seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu harus mengindari menu yang mengandung gulma.

Seorang pelanggan mengaku senang bisa menikmati hidanga berbahan ganja secara legal. Seorang desainer perhisan Perancis bernama Thierry Martino mengaku sangat menikmati makananya.

Tunggu Hasil Swab, Seorang Satpam di Purbalingga Meninggal di Kos Saat Isolasi Mandiri

“Apakah kita tertawa karena apa yang kita makan? Bagaimanapun juha, saya tidak berpikir sepenuhnya. Daun ganja yang dimasak dengan hidangan memberi sedikit rasa pahit,” kata Thierry.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya