SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SRAGEN–Beberapa warga di Kelurahan Sine, Kecamatan/Kabupaten Sragen yang memiliki rumah kategori tak layak huni  mengeluh karena tidak mendapat bantuan perbaikan rumah dari Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tahun 2012.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka menilai kebijakan pemerintah kurang memprioritaskan warga yang memiliki rumah tak layak huni. Menurut mereka warga yang memiliki rumah layak huni dengan dinding tembok, lantai bukan tanah malah mendapat bantuan perbaikan rumah tahun 2012.

Potret nyata persoalan itu dapat dilihat di rumah Ragil dan Marimin di Kampung Wonowongso, RT 001/008, Kelurahan Sine. Dinding rumah mereka terbuat dari anyaman bambu dan lantai dari tanah. Tidak ada ventilasi. Tempat untuk tidur, menyimpan barang dan memasak hanya disekat satu lembar anyaman bambu.

Ragil, 80, hanya pasrah. Terlebih dia sudah lanjut usia. Sembari terbata-bata dia mengatakan tak berani menuntut macam-macam. Meski dalam hati bertanya mengapa orang yang memiliki rumah lebih bagus mendapat bantuan sedangkan dia tidak.

“Saya enggak berani menuntut ini dan itu. Kalau diberi, kami terima. Kalau enggak diberi pun kami tidak menuntut,” kata dia saat ditemui wartawan di rumahnya akhir pekan kemarin.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua RW 005, Kampung Gambiran, Kelurahan Sine, Suparno, 46. Dia menuturkan ada beberapa warga yang tidak mendapat bantuan perbaikan rumah di Gambiran. Namun dia belum dapat memastikan berapa jumlah rumah tak layak huni tetapi belum mendapat bantuan.

Dia menyoroti rumah Kabul yang seringkali kebanjiran saat musim hujan. Pondasi rumah Kabul nampak dari luar berupa batu bata yang ditumpuk seadanya. Tidak ada campuran semen dan pasir sebagai perekat. Dia heran mengapa masih ada warga yang tidak mendapat bantuan meskipun rumah nyaris ambruk.

“Saya belum cek rumah lain yang tidak layak huni tetapi belum mendapat bantuan. Seharusnya pemerintah memprioritaskan rumah yang mau ambruk. Selama ini pemerintah melibatkan Rukun Tetangga (RT) tetapi hasilnya kurang maksimal. Saya harap bantuan diutamakan kepada orang yang membutuhkan,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com, akhir pekan kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya