SOLOPOS.COM - Sejumlah warga dibantu dengan petugas BPBD Klaten membantu mengevakuasi rumah roboh yang menimpa salah satu warga Ngembel, RT 003/024, Jimbung, Kalikotes, Senin (17/2/2014). Rumah tersebut roboh karena tidak kuat menahan beratnya abu vulkanis yang bercampur air hujan pada Minggu (16/2/2014) malam.(JIBI/Solopos/Shoqib Angriawan)

Solopos.com, KLATEN–Lantaran tidak kuat menahan beratnya abu vulkanis yang tersiram air hujan, sebuah rumah yang terbuat dari gedek di Ngembel, RT 003/024, Jimbung, Kalikotes roboh, Minggu (16/2/2014) malam. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat musibah tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai Rp15 juta.

Musibah robohnya rumah di dusun tersebut terjadi sekitar pukul 21.38 WIB, Minggu. Saat itu, kawasan Kalikotes dan sekitarnya diguyur hujan lebat mulai sore hingga malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemilik rumah, Lanjar Sri lestari, 35 dan anaknya, Muhammad Ade Irfan, 8 saat itu sedang tidur di dalam kamar. Sedangkan, suami Lanjar, Rusno, 40, sedang berada di luar rumah.

Ekspedisi Mudik 2024

Sesaat kemudian, Lanjar mendengar suara retakan dari dalam rumah. Merasakan firasat buruk, dia pun langsung membangunkan anaknya yang tengah tertidur. Setelah itu mereka berlari ke luar rumah.

Tidak berselang lama kemudian, rumah yang berukuran 9 meter (m) x 6 m itu roboh. Perabot rumah seperti piring, kompor, tikar dan peralatan lainnya tertimpa reruntuhan. Setelah itu, dia memanggil suaminya dan meminta pertolongan sejumlah warga.

Lanjar, menduga rumah yang terbuat dari gedek miliknya tidak kuat menahan beratnya abu vulkanis yang terkena air hujan. “Mungkin karena tidak kuat menahan abu yang tercampur air hujan, sehingga roboh,” ujarnya kepada solopos.com di lokasi, Senin.

Pihaknya pun berharap adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Pasalnya, dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Sedangkan, suaminya hanya seorang penjual rujak yang penghasilannya tidak seberapa.

“Untuk sementara ini, kami menumpang tidur di rumah adik saya, Slamet. Sebab, kami juga tidak memiliki tempat tinggal selain rumah kami yang roboh ini,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto dan timnya langsung meninjau ke lokasi pada Senin siang. BPBD juga memberikan bantuan logistik seperti mi, selimut, kasur gulung, gula pasir, kecap, saus, deklit dan makanan siap saji kepada korban.

Sri Winoto menduga rumah korban roboh karena tidak kuat menahan beratnya abu bercampur air. “Selain itu, kondisi rumah juga sudah lapuk, sehingga mudah roboh,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Senin.

Hingga Senin kemarin, di Klaten sudah ada dua lokasi yang roboh. Sebelumnya, pada Jumat (14/2/2014) kanopi sebuah masjid di Desa Bero, Kecamatan Trucuk juga roboh karena beratnya abu vulkanis Gunung Kelud.

Sementara itu, Camat Kalikotes, Triyanto, memaparkan rumah milik Lanjar yang roboh sebelumnya sudah didaftarkan menjadi calon penerima batuan rumah tidak layak huni (RTLH). Kendati demikian, hal tersebut belum bisa direalisasikan karena masih menunggu urutan prioritas dan unsur pemerataan. “Tahun ini, kami kembali mengajukan 100 rumah lagi untuk menerima RTLH pada 2014,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya