SOLOPOS.COM - Ilustrasi beli rumah (Dok)

Rumah murah Soloraya telah terbangun sebanyak 4.000 unit.

Solopos.com, SOLO — Memasuki triwulan IV tahun 2016, pembangunan rumah murah di Soloraya tercapai hampir 4.000 unit.

Promosi Jadi Merek Bank Paling Berharga di RI, Nilai Brand BRI Capai US$5,3 Miliar

Pengembang terus menggenjot pembangunan rumah murah atau fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk mengurangi backlog atau kesenjangan kebutuhan rumah.

Ketua Real Estat Indonesia (REI) Soloraya, Anthony Abadi Hendro P., menyampaikan sejak pemerintah mencanangkan pembangunan satu juta unit rumah, banyak pengembang yang sebelumnya hanya membangun rumah komersial mulai membangun rumah murah.

Dia mengungkapkan dari target 4.500 unit rumah hingga akhir tahun, hingga September sudah tercapai hampir 4.000 unit.

“Menjelang akhir tahun ini penjualan FLPP tidak bisa lancar karena peraturan daerah yang kurang mendukung penjualan rumah,” kata Tony kepada , Selasa (25/10/2016).

Meski begitu, kata dia, pengembang sudah mulai bersiap untuk melakukan pembangunan rumah murah di tahun depan dengan mengurus perizinan.

Ketua REI Jateng, M. R. Priyanto, mengaku tahun ini cukup sulit untuk mencapai target realisasi penjualan rumah sebanyak 10.000 unit.

Dia mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi di antaranya adalah menipisnya dana FLPP dan penggantian sistem subsidi selisih bunga belum terlalu lancar.

“Dari target pembangunan 10.000 unit di tahun ini, kami memperkirakan hanya bisa terpenuhi seperti tahun lalu, yakni 8.500 unit,” ujar Priyanto.

Dia mengungkapkan saat ini baru sekitar 7.200 unit rumah yang dibangun di Jateng. Sebagian besar pembangunan rumah tersebut disumbang oleh wilayah Soloraya, Semarang, dan Banyumas.

Meski begitu, dia mengatakan sudah melakukan beberapa antisipasi, yakni tidak hanya menggandeng BTN untuk pembiayaan tapi juga menggandeng BRI, Bank Artha Graha, BNI, Bank Mandiri, dan Bank Jateng.

REI juga terus melakukan terobosan pemasaran, seperti melakukan pameran, menggandeng instansi dengan memberikan penawaran penjualan rumah kepada karyawan di instansi pemerintah, yakni PNS dan polisi.

Dia menyampaikan kompleks rumah murah untuk aparat penegak hukum tersebut dibangun di Rembang, Pekalongan, dan Demak.

Lebih lanjut, dia mengatakan selama lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan backlog sebanyak 14 juta bisa turun menjadi 8 juta unit rumah.

“REI siap mendukung program pemerintah tapi kami berharap, pemerintah daerah juga bekerja sama dengan mempercepat proses pelaksanaan perubahan aturan dari pusat di daerah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya