SOLOPOS.COM - ilustrasi rumah murah. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Rumah murah Soloraya juga direncanakan dibangun dengan jumlah ribuan unit.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 4.274 unit rumah yakni 2.000 unit rumah murah di Jeruk Swait, Karanganyar dan 2.274 unit rumah di Wonogiri belum bisa dibangun karena terkendala perizinan dan aturan. Hal ini diyakini membuat backlog atau kesenjangan kebutuhan rumah dengan penyediaan rumah semakin tinggi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Real Estat Indonesia (REI) Soloraya, Anthony Abadi Hendro Prasetyo, mengatakan sejak akhir tahun kemarin pengembang yang memiliki lahan di Jeruksawit, Karanganyar kesulitan membangun rumah subsidi karena adanya Keputusan Gubernur Jateng No 430/197 2014 dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 019/M/2015 mengenai Penetapan Kawasan Cagar Budaya Sangiran.

Dalam keputusan tersebut, wilayah Jeruk Sawit masuk dalam kawasan cagar budaya sehingga pembangunan perumahan harus meminta rekomendasi dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman serta Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Permohonan rekomendasi telah dikirim pada 3 November tapi belum mendapat balasan.

Namun Tony mengatakan ada kontradiksi lampiran batas Kawasan Cagar Budaya Sangiran antara yang ditetapkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Dalam keputusan gubernur tidak menyebut batas timur/selatan Jeruksawit tapi Wonosari tapi di keputusan Kemdikbud berubah hingga Jeruksawit.

“Ada 10 hektare (ha) lahan dari lima pengembang yang berada di Jeruksawit. Lahan tersebut bisa digunakan untuk membangun minimal 2.000 unit rumah subsidi tapi sampai saat ini mangkrak karena tidak ada kejelasan mengenai batas kawasan cagar budaya ini,” ungkap Tony kepada wartawan di kantornya, Selasa (7/2/2017).

Tak Membangun

Dia mengungkapkan pengembang berencana membangun rumah subsidi di Mojorejo, Jeruksawit pada akhir tahun lalu tapi tak kunjung bisa membangun. Padahal dusun tersebut terletak satu kilometer dari Wonosari. Menurut dia, tidak ada lembaga yang bisa memberi kepastian mengenai status lahan tersebut.

“REI Soloraya saat ini sedang gencar membangun rumah murah untuk mendukung program pemerintah pemenuhan satu juta unit rumah tapi lahan mangkrak dan proses mandek. Kalau memang tidak bisa dibangun perumahan, harapan ada ganti rugi lahan dari pemerintah sehingga pembangunan bisa segera dilakukan,” ujarnya.

Primadona

Jeruksawit saat ini menjadi primadona pengembangan perumahan oleh pengembangan karena lokasinya yang dekat dengan Solo dan harga lahan masih memungkinkan digunakan untuk membangun rumah murah. Apalagi akses jalan saat ini bagus dan dekat dengan jalan tol. Kepala Desa Jeruksawit, Midi, mengaku tidak mengetahui wilayah yang dipimpinnya masuk kawasan cagar budaya karena tidak ada sosialisasi sebelumnya.

“Kalau masalah ini tidak segera di atasi, backlog di Soloraya akan terus meningkat. Di Solo tercatat backlog sebanyak 40.000 unit sedangkan Soloraya mencapai 150.000 unit,” kata Tony.

Kendala pembangunan perumahan ini pun terjadi di Wonogiri. Sejak setahun lalu pembangunan rumah subsidi di Kota Gaplek ini tidak bisa dilakukan karena izin membangun tak kunjung keluar. Tony mengatakan rencana pembangunan rumah murah sebanyak 2.274 unit dari lima pengembangan tak kunjung bisa dilakukan.

Pembangunan rumah ini tersebar di berbagai lokasi, yakni Bulusulur, Ngadirojo, Selogiri, Pracimantoro, Brumbung, Wuryantoro, dan Baturetno. Rencana rumah yang akan dibangun di tujuh lokasi tersebut antara 74 unit hingga 600 unit.

“Pengembang secara mandiri ingin bertemu dengan Bupati tapi selalu tidak bisa. REI Soloraya berupaya berupaya melakukan audiensi tapi surat permohonan yang telah disampaikan tak direspons,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya