SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan murah (JIBI/Solopos/Antara)

Rumah murah sesuai program BTN sulit diwujudkan REI Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Real Estate Indonesia Jawa Tengah (REI Jateng) mengaku kesulitan mewujudkan program rumah murah seharga Rp75 jutaan yang digariskan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk. untuk memenuhi perumahan rakyat. Rumah rakyat dalam program BTN itu dianggap memiliki spesifikasinya belum jelas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami perlu payung hukum sebelum membangun rumah murah ini agar ada spesifikasi bangunan yang jelas, termasuk bahan bangunan seperti apa yang boleh digunakan,” kata Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Rumah Sederhana Andi Kurniawan di Semarang, Senin (24/4/2017).

Menurut dia, payung hukum sangat penting untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Meskipun demikian, hingga saat ini pihaknya masih mengkaji kemungkinan dibangunnya rumah murah program BTN tersebut.

“Pada dasarnya spek ini sangat perlu dibahas mengingat saat ini harga tanah kan sudah senilai Rp200.000/m2. Kalau tanah 60 m2 paling tidak harganya Rp35 jutaan, ini belum material bangunan dan jasa tukang,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya menilai program rumah murah yang dikeluarkan oleh BTN ini tidak bisa disamakan dengan rumah murah program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Untuk diketahui, harga rumah murah program FLPP saat ini Rp123 juta.

“Belum lagi sarana dan prasarana yang harus dibangun di kawasan perumahan murah ini membutuhkan dana yang tidak sedikit,” katanya.

Sementara itu, kendala lain adalah segmentasi pasar yang kurang tepat untuk rumah murah ini. Andi mengatakan bahwa segmentasi rumah murah program BTN adalah pekerja informal. Padahal, pekerja informal kebanyakan bekerja di daerah perkotaan.

“Pekerja informal kebanyakan bekerja di kawasan ramai penduduk. Di sisi lain jika dilihat dari sisi harga, rumah ini hanya bisa dibangun di kabupaten, itu pun level kecamatan,” katanya.

Meski demikian, pihaknya tetap menyambut baik program BTN tersebut karena diharapkan dapat menekan angka backlog di Jawa Tengah yang pada hingga tahun 2014 lalu masih di kisaran 1,4 juta unit.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya