SOLOPOS.COM - Petugas PLN memasang kabel jaringan listrik di atap rumah Kadiyem, warga miskin yang tinggal di Dukuh/Desa/Kecamatan Jenar, Sragen, Senin (18/1/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Para pejabat dari Dinas Sosial (Dinsos) Sragen dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinsos Provinsi Jawa Tengah, Senin (18/1/2021), mengunjungi rumah Kadiyem alias Mbah Dasir, 80, yang tinggal bersama anaknya, Ngadiman, 36, di Dukuh/Desa/Kecamatan Jenar, Sragen.

Jalan menuju rumah Kadiyem berada di samping rumah warga yang tembus ke kebun jagung dan kebun tebu yang terletak di pingiran permukiman.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinsos Sragen Joko Saryono mengenakan sepatu bot saat melalui jalan setapak yang licin setelah hujan mengguyur Minggu (17/1/2021) sore.

Tinggal Dekat Hutan Tanpa Listrik, Rumah Keluarga di Sragen Ini Cuma Punya 1 Ruangan

Rombongan Dinsos berjalan dipandu Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenar, Aminudin, hingga sampai di rumah yang dihuni Kadiyem setelah direhab sejak 2017 lalu.

Rombongan Dinsos itu melewati kebun jagung dan kebun tebu hingga sampai di rumah berdinding susunan batu batu bata yang belum dipelester dan dipadu dengan papan kayu.

Butuh waktu sekitar 2-3 menit berjalan dari jalan desa untuk tiba di rumah itu. Rumah berukuran 3 meter x 7 meter dengan tambahan dapur seluas 2 meter x 3 meter itu berada di lahan milik warga setempat seluas 80 meter persegi. Rumah itu dikelilingi tanaman tebu.

Kebutuhan Kadiman Yang Menderita Hydrocephalus dan Ibunya yang Gangguan Jiwa Dicukupi Tetangga

Rumah dibagi menjadi dua ruangan dengan sekat papan kayu. Yakni bagian kamar dengan satu amben yang menjadi tempat tidur Mbah Kadiyem dan anaknya dan ruang tamu yang berisi meja dan lincak dari kayu.

Dapur dengan dinding papan berada di samping ruang kamar tidur yang dipisahkan dengan dinding batu bata. Rumah itu berjarak sekitar 1 km arah utara dari lahan milik Perum Perhutani.

PLN Membuat Instalasi Lampu

Saat rombongan Dinsos tiba, para petugas dari Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) PLN Sragen bekerja membuat jaringan listrik. Kabel besar ditarik mereka dari atas genting rumah Kadiyem ke arah rumah warga terdekat yang berjarak sekitar 50 meter. Beberapa petugas PLN lainnya membuat instalasi lampu dan sakelar di dalam ruangan.

“Listrik itu inisiatif dari PLN. Listriknya gratis dengan daya 450 Watt. Dulu sudah dibuatkan jaringan listrik oleh warga tetapi diputus Mbah Kadiyem sendiri. Sekarang rumah Mbah Kadiyem tak gelap lagi dan tentunya tak bisa memutus lagi,” kata Ketua RT 001/RW 001 Jenar, Purwanto, 45, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin siang.

Sempat Mandek Diterpa Pandemi, Usaha Anyaman Kulit di Jogonalan Klaten Bangkit Lagi

Bantuan listrik itu merupakan program Light Up the Dream dari para karyawan PLN Sragen bagi warga miskin yang membutuhkan.

“Ini program sosial teman-teman karyawan PLN. Kalau dari perusahaan prosesnya butuh waktu. Selain di Jenar, sebelumnya, kami memberi bantuan listrik juga di rumah warga miskin di wilayah Karangmalang,” ujar Manajer UPJ PLN Sragen Mahfud Sungadi.

Rombongan Dinsos hadir ke rumah Kadiyem bermaksud memberi bantuan sembako dan berencana membawa Mbah Kadiyem untuk tinggal di panti jompo serta memberi bantuan kursi roda untuk anaknya Mbah Kadiyem yang lumpuh dan menderita hydrocephalus.

Sejarah Hari Ini: 19 Januari 1795 Republik Batavia Diproklamirkan

Rumah Mbah Kadiyem ramai siang itu. Perangkat desa dan kecamatan turut hadir. Sejumlah warga dan famili Mbah Kadiyem juga datang. Mbah Kadiyem memilih berbaring di samping anaknya, Ngadiman.

Kadiyem tidak mau menunjukkan wajahnya karena malu ketika banyak orang. Hanya terlihat wajah Ngadiman yang beberapa kali tersenyum sampai terlihat giginya yang sudah ompong. Bantuan itu diterima anak menantu Mbah Kadiyem, Rusmiyati, 30.

Membakar Jagung Sendiri

Selama ini enam bulan terakhir, Rusmiyati yang merawat ibu dan anak itu. Setiap hari, Rusmiyati yang membawakan makanan dan menyuapi Ngadiman.

“ Sebelumnya simbah masih bisa memasak sendiri. Sekarang sejak mengalami gangguan kejiwaan tidak bisa memasak. Tetapi untuk makan masih bisa sendiri. Kadang simbah membakar jagung sendiri kalau tidak mau makan. Untuk Mas Ngadiman itu sejak lahir memang sudah cacat begitu. Walaupun begitu ia selalu minta rokok. Kalau tidak dikasih mengamuk,” ujar Rusmiyati.

Saat ditanya berapa bungkus rokok dihabiskan dalam sehari, Ngadiman menjawab sambil tersenyum seraya menunjukkan ketiga jarinya.

“Ini mau merokok tapi koreknya habis,” ujar Ngadiman. Bantuan kepada Kadiyem dan Ngadiman tak hanya datang dari pemerintah kabupaten tetapi juga dari tetangga dan warga lain.

BMKG: Pantau Cuaca, Banjir Ancam Jateng!



Kepala Dinsos Sragen Joko Saryono berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen untuk tindak lanjut penanganan keluarga miskin itu.

“Setelah berdialog dengan ketua RT, rencananya Mbah Kadiyem segera dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Solo. Sedangkan Ngadiman nanti dirawat saudaranya. Setelah Mbah Kadiyem sehat psikisnya baru dilakukan penanganan lebih lanjut,” ujar Joko.

Kepala UPT Dinsos Provinsi Jateng Wadyo Basuki berencana datang kembali ke Jenar untuk memastikan keluarganya mau atau tidak kalau Mbah Kadiyem dirawat di panti jompo. Kalau keluarga tidak mau, Wadyo tidak akan memaksa tetapi tetap akan memberi kursi roda kepada Ngadiman supaya bisa beraktivitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya