Solopos.com, JAKARTA – Rumah ibadah dan beragam kegiatan keagamaan yang digelar dikhawatirkan menjadi klaster baru penyebaran virus corona di Indonesia. Dengan demikian, protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus harus dilakukan secara ketat.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Wakil Presiden Republik Indonesia, Masduki Baidlowi. Dia mengatakan pada rapat terbatas kabinet disebutkan pusat penularan lebih banyak terjadi di tempat ibadah.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Itu laporan terbaru dari Satgas Covid-19,” katanya kepada Bisnis.com, Sabtu (6/6/2020).
Cerita Pedagang di Selter Manahan Solo Waswas Diteror Ular Muncul dari Atap
Potensi penularan virus corona dapat terjadi di berbagai rumah ibadah termasuk gereja dan masjid. Salah satunya penyebaran terjadi saat agenda jemaah tabligh di Gowa, Sulawesi Selatan yang menjadi klaster besar di Indonesia.
Misteri Hilangnya Satpam Cantik di Sragen, Motor dan Sepatu Jadi Petunjuk
“Kalau yang jemaah tabligh Gowa itu masih terus ke mana-mana. Jawa Timur salah salah satu penularannya karena kasus Gowa,” tuturnya.
Oleh sebab itu dia meminta seluruh masjid menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Pengurus masjid juga diminta memperhatikan zonasi penularan Covid-19 sehingga rumah ibadah tidak menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah mengizinkan masyarakat kembali beribadah di rumah ibadah sejak Jumat (5/6/2020). Pelonggaran dilakukan guna mendukung konsep new normal di tengah pandemi Covid-19.
Wagub Taj Yasin: Santri Masuk Pondok di Jateng Wajib Karantina
Diberitakan Solopos.com sebelumnya sejumlah masjid di Soloraya telah menggelar salat Jumat berjemaah kembali di tengah pandemi Covid-19. Pelaksanaan ibadah berjemaah ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Jemaah yang masuk masjid diwajibkan membawa sajadah sendiri. Suhu tubuh mereka dicek dan diminta mencuci tangan. Hal itu dilakukan guna mencegah munculnya klaster baru penularan Covid-19 dari rumah ibadah.