SOLOPOS.COM - Salah satu warga menolak rumahnya dibongkar paksa oleh tim pengosongan lahan pembangunan New Yogyakarta International Airport, di Dusun Kragon II, Desa Palihan, Senin (27/11/2017).

PT AP I menyatakan tidak ada toleransi setelah 4 Desember.

Harianjogja.com, KULONPROGO— Warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Aiport (NYIA) yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulon Progo (PWPP KP), ngotot akan tetap menempati kediaman mereka. Hal itu mereka tegaskan, sekalipun sejak Senin (27/11/2017) PT Angkasa Pura I (Persero) (PT AP I) sudah melakukan pengosongan paksa terhadap rumah warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga yang rumahnya sudah dibongkar, Fajar Ahmadi menuturkan PT AP I telah menggunakan alat berat untuk merobohkan tanaman dan memotong akses jalan tanah yang ada di rumah mereka.

Selain itu, ada tiga pintu dan 11 daun jendela yang sudah dicongkel serta dilepas paksa. Ia menyayangkan sikap PT AP I beserta aparat kepolisian, Perusahaan Listrik Negara dan pemerintah daerah.

Menurut dia, apa yang dilakukan itu, tidak sepatutnya dilakukan kepada warga yang menolak menjual lahan mereka. Padahal ia berharap agar aparat jangan bertindak sewenang-wenang. Aparat itu sebagai pengaman, bukan sebagai penindas warga, tetapi nyatanya di lapangan berbeda, imbuh dia.

“Kami masih tetap menempati rumah, kami hanya mempertahankan hak kami. Lahir dan cari penghidupan di situ, kami tidak memiliki urusan dengan konsinyasi maupun PT Angkasa Pura I, kami gak mau jual tanah dan tidak mau berandai-andai,” ujarnya, Selasa (28/11/2017).

Manajer Proyek Pembangunan NYIA PT AP I, Sujiastono mengatakan sudah melayangkan surat pemberitahuan pengosongan lahan kepada warga yang masih menempati lahannya. Waktu batas pengosongan yakni pada 24 November 2017. Selain itu, mereka juga memberikan Surat Peringatan sebanyak tiga kali, disertai pemasangan spanduk peringatan, kepada warga yang tidak mau menerima surat pemberitahuan maupun peringatan dan menutup diri.

“Sudah ada berita acaranya tidak mau menerima surat. Empat Desember nanti tidak ada toleransi lagi,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya