SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan perumahan (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Rumah bersubsidi seharga Rp116,5 juta hanya tersedia sampai November 2016. Selanjutnya, harga rumah akan naik menjadi Rp123 juta.

Solopos.com, SOLO — Pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi untuk harga Rp116,5 juta hanya dilayani hingga November. Selanjutnya harga rumah mengalami penyesuaikan 5,6% atau menjadi Rp123 juta pada 2017.

Promosi Apresiasi dan Berdayakan AgenBRILink, BRI Bagikan Hadiah Mobil serta Emas

Pimpinan Cabang BTN Syariah Solo, Anggarani, mengatakan permintaan kredit fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tahun ini sangat tinggi. Target penyaluran rumah murah senilai Rp48 miliar telah tersalurkan seluruhnya pada Agustus lalu.

“Tahun ini BTN Syariah lebih fokus untuk pembiayaan FLPP. Meski target sudah tercapai tapi bulan-bulan seperti ini biasanya masa panen karena banyak pembangunan rumah yang sudah selesai sehingga realisasi KPR dipastikan bertambah banyak,” ungkap wanita yang akrab disapa Rani saat ditemui wartawan di Solo Grand Mall (SGM), Selasa (13/9/2016).

Dia menjelaskan KPR subsidi tidak bisa inden sehingga realisasi KPR baru bisa dilakukan setelah bangunan selesai. Namun dia mengatakan pengajuan rumah subsidi hanya dilayani hingga November.

Dia menjelaskan Desember digunakan untuk pengurusan berkas administrasi yang sudah diajukan sebelumnya sehingga tidak bisa melayani permintaan pengajuan baru. Oleh karena itu, pengajuan setelah November akan dikenai harga rumah baru, yakni Rp123 juta.

Harga Rp123 juta merupakan harga resmi rumah subsidi pada 2017 seperti yang telah diatur oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pemerintah sebelumnya telah menetapkan harga rumah subsidi untuk lima tahun supaya realisasi penyaluran lebih cepat. Hal ini mengingat penentuan harga menjadi salah satu kendala realisasi KPR subsidi.

Penentuan harga rumah subsidi tersebut dilakukan sejak 2014 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No 113/PMK.03/2014 senilai Rp105 juta, kemudian naik menjadi Rp110,5 juta (2015), Rp116,5 juta (2016), Rp123 juta (2017) dan Rp130 juta (2018). Harga tersebut berlaku di Jawa kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Pimpinan Cabang BTN Solo, Iriska Dewayani, juga menyampaikan target realisasi KPR subsidi sudah tercapai. Menurut dia, tidak hanya peminat yang tinggi tapi penyediaan pasokan rumah dari pengembang juga bertambah. Bahkan pengembang yang sebelumnya hanya menjual rumah komersial mulai menjual rumah subsidi.

Dia pun mengapresiasi REI Soloraya yang sudah mulai menawarkan rumah dengan harga Rp123 juta di pameran yang diadakan di Atrium SGM. Hal ini diharapkan bisa mempercepat realisasi penyaluran KPR di tahun depan.

Rani mengatakan kemudahan yang ditawarkan pemerintah juga mendukung tingginya realisasi. Dia menjelaskan kemudahan yang diberikan adalah subsidi uang mulai senilai Rp4 juta, suku bunga fix 5% hingga 20 tahun dan untuk peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) aktif uang muka hanya 1%. Dia menjelaskan subsidi suku bunga 5% yang diberikan pemerintah ini sangat rendah dari suku bunga pasar yang biasa mencapai 13% per tahun.

“Di Solo harga lahan memang tinggi tapi dengan adanya deregulasi dan rendahnya biaya perizinan bisa menjadi salah satu alternatif menekan harga ketiga harga tanah sudah tinggi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya