SOLOPOS.COM - Rumash Bersubsidi. (JIBI/Harian Jogja/Sumadiyono)

Rumash Bersubsidi. (JIBI/Harian Jogja/Sumadiyono)

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Real Estate Indonesia (REI) Jateng berharap program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahaan (FLPP) berlanjut karena terbukti membantu masyarakat miskin untuk memiliki rumah sendiri.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

“Kami dengar Menteri Perumahan akan melanjutkan program FLPP, pada dasarnya kami sangat menyambut baik rencana ini,” ujar Ketua DPD REI Jateng M.R. Prijanto di Semarang seperti dikutip Antara, Minggu (30/11/2014).

Menurut dia, Pemerintah berencana akan merevisi rencana pencabutan subsidi bagi rumah sederhana tapak. Diharapkan dengan adanya revisi tersebut, Pemerintah tetap bisa menyediakan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Sebelumnya, sempat diberitakan mulai 1 April 2015 subsidi untuk rumah sederhana tapak akan dicabut dan dialihkan untuk pembangunan rumah susun sederhana.

“Isu tersebut sempat mengemuka pada pemerintahan sebelumnya. Akan tetapi, pada pemerintahan baru ini sepertinya program FLPP akan tetap dilanjutkan,” katanya.

Pihaknya mengakui bahwa masih relatif cukup banyak masyarakat yang lebih suka tinggal di rumah tapak jika dibandingkan dengan rumah susun. Untuk saat ini, kebutuhan rumah susun terbatas di kota-kota besar, sedangkan untuk masyarakat perdesaan masih lebih memilih rumah tapak.

Kondisi tersebut bisa dimaklumi mengingat ketersediaan tanah kosong di daerah-daerah masih relatif cukup luas, sedangkan di kota-kota besar mulai tidak tersedia tanah kosong yang relatif cukup luas.

“Inilah yang membuat masyarakat perkotaan lebih suka tinggal di rumah susun daripada di rumah tapak terlalu jauh karena berada di pinggiran kota,” katanya.

Mengenai harga, untuk rumah susun yang berada di tengah kota harganya sekitar Rp200 juta, sedangkan rumah tapak di daerah hanya Rp105 juta. Perbedaan harga yang cukup jauh ini akan mempersulit pengembang untuk menjual rumah yang mereka bangun, terutama untuk rumah susun.

“Kalau di daerah-daerah tetap dibangun rumah susun dengan harga setinggi itu, masyarakat akan kesulitan membelinya,” katanya.

Sementara itu, Prijanto mengatakan, dengan kelanjutan program tersebut, angka backlog rumah sederhana di Jateng yang masih relatif cukup tinggi diharapkan bisa diminimalisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya