SOLOPOS.COM - Kondisi rumah bertingkat di Desa Wanglu, Kecamatan Trucuk, Klaten, yang dipasangi stiker keluarga miskin, Rabu (18/12/2019). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Pemasangan stiker di rumah keluarga miskin Klaten masih berlanjut. Sejumlah keluarga yang tadinya terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) menyatakan mengundurkan diri lantaran tak mau rumahnya dipasangi stiker.

Di sisi lain, di Trucuk, Klaten, ada rumah berlantai dua tepatnya di Dukuh Telukan, Desa Wanglu, Kecamatan Trucuk, tetap dipasangi stiker keluarga miskin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, Rabu (18/12/2019), rumah itu berdiri megah di antara rumah-rumah lain yang mayoritas berlantai satu. Lantai hingga sebagian dinding teras rumah dipasangi keramik.

Stiker bertuliskan keluarga miskin atas nama Erna tertempel dan terlihat di dinding teras menandakan penghuni rumah itu masuk kategori miskin penerima bansos.

Jenis bansos yang diterima yakni bantuan pangan nontunai (BPNT).

Warga Klaten Ini Justru Lega Setelah Tak Lagi Jadi Penerima Bansos

Stiker serupa tertempel di rumah sebelahnya yang tertulis nama Reso Situl sebagai keluarga miskin penerima bantuan sosial (bansos) BPNT dari pemerintah.

Kondisi rumah itu juga berlantai keramik dengan sebagian dinding dipasangi keramik.

Hampir 2.000 Warga Penerima Bansos Klaten Ramai-Ramai Mengundurkan Diri

Marino, 36, merupakan penghuni rumah berstiker miskin atas nama Reso. Di rumah itu, Marino tinggal bersama istrinya, Erna, 36, dan tiga anaknya serta Reso yang merupakan nenek Marino.

Marino mengaku rumah yang dia tempati merupakan peninggalan orang tua. Sementara rumah berlantai dua di sebelahnya belum lama ini rampung dibangun.

Patut Dicoba! Tips Agar Tidak Mendengkur Saat Tidur

Pembangunan rumah tingkat berukuran 4,5 meter x 18 meter itu dibiayai adiknya yang bekerja di Jepang selama tiga tahun terakhir. Pembangunan rumah itu dilakukan bertahap selama dua tahun.

“Omahe disuwungke dingge rayi kula [rumahnya dikosongkan untuk adik saya],” kata Marino saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Rabu.

Tips Siapkan Anak Agar Tak Iri dengan Kehadiran Adik Baru

Marino mengaku selama ini bekerja sebagai buruh serabutan.

Ditanya soal traktor dan perangkat sound system di dalam rumah bertingkat yang diklaim milik adiknya itu, Marino menjelaskan traktor itu menjadi sumber penghasilannya ketika ada petani yang membutuhkan jasa membajak sawah.

Waduh, Kalori Kerupuk Setara Sepiring Nasi

Biaya bajak sawah untuk satu patok lahan Rp300.000. Marino mengaku tak masalah dua rumah keluarganya dipasangi stiker penanda rumah keluarga miskin.

“Tidak apa-apa, tidak masalah,” urai dia.

Mulai 2020, RS Panti Waluyo Solo Tak Layani Pasien BPJS

Marino menjelaskan keluarganya mendapatkan BPNT selama setahun terakhir. Dia mengaku tak pernah mengajukan diri menjadi penerima bansos yang diperuntukkan warga miskin tersebut.

Berusia 80 Tahun, Mbah Marno Boyolali Jualan Tape Ketan Jalan Kaki Keliling Solo

Istri Marino, Erna, mengatakan stiker dipasang tim dari pemerintah desa pada Selasa (17/12/2019) sekitar pukul 09.00 WIB. Erna juga mengatakan tak masalah rumah yang dia tempati ditempeli stiker keluarga miskin.

Kecelakaan Karambol di Flyover Palur Karanganyar, 4 Mobil Rusak

“Saya tidak bekerja. Suami saya buruh serabutan. Kalau ada pekerjaan di sawah ya bekerja di sawah, kalau ada pekerjaan buruh bangunan ya bekerja di bangunan,” tutur Erna.

Bikin Bangga! Sekolah Kapal Pesiar Blue Ocean Solo Raih Juara Tingkat Nasional

Sementara itu, di Kecamatan Cawas, ada keluarga yang memiliki sejumlah mobil rumahnya dipasangi stiker keluarga miskin lantaran tercatat sebagai penerima bansos dari pemerintah. Rumah itu berada di Desa Balak, Kecamatan Cawas.

Spesifikasi Gahar Asus ROG Phone II, Smartphone Gaming Terkuat di Dunia

Keluarga tersebut saat ini tercatat sebagai penerima BPNT. Sebelumnya, keluarga tersebut juga tercatat sebagai penerima bantuan PKH namun sudah dikeluarkan sebagai penerima manfaat.

Terungkap! Pemerintah Bayari Premi 40.000 PBI JKN Wonogiri yang Sudah Meninggal

Saat petugas datang menempel stiker, keluarga itu belum bersedia mengundurkan diri sebagai penerima bansos.

Koordinator Kabupaten PKH Klaten, Theo Markis, mengatakan keluarga yang memiliki rumah tingkat serta bermobil yang ditempeli stiker miskin menjadi contoh keluarga yang semestinya tak masuk kategori miskin namun masih menerima bansos.

Ada Bakul Hik Cantik di Klaten, Bikin Betah Wedangan

Soal kondisi mereka yang enggan mundur sebagai penerima bantuan, Theo menjelaskan ada mekanisme verifikasi faktual hingga mereka dicoret.

Tarif Murah, Pengemudi Maxim Tak Masalah

Mereka yang sebenarnya mampu tapi masih enggan keluar sebagai penerima manfaat akan dimasukkan berita acara hasil verifikasi faktual penempelan stiker.

Kronologi Adian Napitupulu Kolaps di Pesawat

"Itu sebagai dasar untuk mengeksekusi [mengeluarkan sebagai penerima bansos] dalam aplikasi E-PKH dan atau SIKS-NG [Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation],” kata Theo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya