SOLOPOS.COM - Pertemuan Presiden Jokowi dan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo di Jogja, Jumat (31/1/2020). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, bertemu secara tertutup dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jogja, Jumat (31/1/2020). Pertemuan tersebut merupakan kali pertama sejak keduanya dikabarkan bersitegang karena perbedaan pandangan politik.

Sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, Rudy, sapaan akrabnya, sepakat mengusung Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa untuk diajukan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP. Di saat yang sama, putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, juga mencalonkan diri sebagai wali kota.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pertemuan membahas tentang Solo,” kata dia kepada wartawan di Pendapi Gede Kompleks Balai Kota Solo, Minggu (2/2/2020).

Pabrik Kemeja PT Hermosa Garment di Ceper Klaten 2 Jam Terbakar

Sebelumnya, Rudy absen pada peringatan Hari Batik Nasional (HBN) 2019 yang dihadiri Jokowi pada September 2019 lalu. Dia juga tak hadir saat Jokowi membuka Konsultasi Nasional XIII 2019 Forum Komunikasi Pria Kaum Bapa Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (FK PKB PGI) di The Sunan Hotel Solo pada bulan yang sama.

“Saya terangkan soal saya tak bisa menemani waktu hari batik. Pak Jokowi enggak masalah. Malah justru bilang, kowe rasah methuk [kamu tidak usah menjemput]. Kami enggak ada masalah,” kata dia.

Rudy mengatakan Jokowi sebenarnya ingin bertemu dirinya saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP, awal Januari lalu. Namun saat itu, dia tidak hadir dengan alasan siaga bencana.

Kali Mungkung Banjir, Ring Road Sragen Sempat Putus 3 Jam

"Sebetulnya pas Rakernas itu saya dikira ada di sana [Jakarta], di-WA [Whatsapp], ditelepon Pak Mensesneg, tapi ponsel saya mati," beber Rudy.

Keduanya lantas membahas soal perpolitikan, salah satunya rekomendasi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo pada Pilkada serentak tahun ini.

"Pilkada Solo sudah saya sampaikan semua tinggal menunggu rekomendasi dari DPP partai. Semua diserahkan kepada DPP partai. Siapa yang direkomendasikan partai, itu yang harus dijalankan," ungkapnya.

Selain membahas hal-hal tersebut, Rudy juga meminta pemerintah pusat untuk segera mengakuisisi Benteng Vastenburg. Benteng yang dibangun pada 1745 itu diharapkan kembali menjadi aset negara.

Demam dan Flu Sepulang dari China, Mahasiswi Asal Colomadu Karanganyar Dirujuk ke RSUD Moewardi Solo

“Entah dengan dibeli atau hibah. Karena kami tidak mampu membeli,” tuturnya.

Pria 59 tahun itu kemudian mengonfirmasi mengenai pemindahan SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 3. Keduanya dipindah karena kebijakan zonasi dan asas pemerataan pendidikan.

“Beliau apresiasi itu. Kami harapkan satu kawasan hanya satu SMP sehingga masyarakat bisa menikmati sekolah yang kualitasnya sama sesuai aturan yang ditetapkan negara,” jelas Rudy.

Ia kemudian melaporkan mengenai pembangunan Masjid Sriwedari di lahan yang sudah sah menjadi aset Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sebagai pemegang hak pakai (HP) 40 dan 41. Dengan begitu saat pemerintah membangun Kawasan Sriwedari termasuk stadion, seluruhnya sudah menjadi bagian dari HP.

Hati-Hati, Minuman Terlalu Panas Bisa Picu Kanker

“Kalau ada yang mempersoalkan tanah itu milik ahli waris itu sudah saya terangkan kepada beliau. Saya juga melaporkan perkembangan Dalem Joyokusuman dan eks rumah Djoko Susilo yang dihibahkan Komisi Pemberantasan Korupsi [KPK]. Terus Masjid Sriwedari katanya mau dibantu menyelesaikan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya