SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Dua tahanan kabur dengan cara merusak atap teralis besi ruang olahraga di kompleks Mapolres Bantul, Selasa (27/12) lalu.

Diduga, kaburnya dua tahanan itu murni akibat keteledoran petugas Polres Bantul. Adanya keteledoran ini, juga telah diakui Wakapolres Bantul, Kompol Aap Sinwan Yasin. “Kejadian ini murni karena kelengahan anggota kami,” tegas Aap.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lagi-lagi, tahanan kabur. Kabar ini jadi terdengar biasa. Ini lantaran hal serupa juga terjadi pada 21 November 2011 lalu di Polsek Mlati. Bahkan saat itu bukan cuma dua tahanan, tapi tiga sekaligus.

Walau kelas kantornya secara vertikal berbeda, namun tetap saja, tahanan kabur adalah hal yang memalukan dalam dunia penegakan hukum. Terlebih hanya gara-gara teledor.

Teledor, itulah yang diduga jadi biang kerok persoalan ini. Bukan hanya keteledoran petugas. Bukan pula lantaran si tahanan tidak diberi baju tahanan. Toh, ternyata, sistem keamanan di tahanan sekelas Mapolres Bantul belum ketat-ketat amat.

Tamu yang hendak ketemu tahanan masih bisa membawakan bermacam buah tangan tanpa diperiksa secara ketat. Alat pemantau seperti CCTV ternyata hanya jadi pajangan dan tak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini keteledoran sistem.
Jadi, menurut kami, mau dikasih seragam tahanan sekalipun, jika barang-barang dari luar masih bebas masuk tak terpantau, tetap saja seorang tahanan bisa berganti baju dengan baju bebas yang bisa didapat dari para tamu.
Kurang ketat pengawasan, kurang ketat menyaring barang bawaan tamu, CCTV mati, ini adalah persoalan besar bagi sebuah institusi yang diberi tugas menegakkan ketertiban dalam masyarakat.

Padahal seringkali kami mendengar, polisi mengeluh tak berfungsinya CCTV dalam sebuah peristiwa kejahatan. Polisi sering menyalahkan korban kejahatan yang tidak menyediakan CCTV sehingga menyulitkan pelacakan pelaku kejahatan.
Pikiran negatif bisa jadi muncul dalam peristiwa ini. Jangan-jangan tahanan kabur bukan semata   petugas teledor. Jangan-jangan, justru ada keterlibatan orang dalam yang menyediakan alat-alat bagi para tahanan untuk melarikan diri. Presumsi ini sah-sah saja dilontarkan, toh tidak ada bukti rekaman CCTV yang menyorot kejadian kaburnya kedua tahanan itu.

Kami melihat peristiwa ini merupakan sebuah kegagalan sistem pengamanan di tubuh Kepolisian. Ruang tahanan bukan pasar yang bebas dikunjungi orang, tempat orang berlalu lalang.

Kepolisian mesti belajar dari dua peristiwa sama dalam dua bulan ini. Ruang tahanan adalah daerah steril yang semestinya dijaga ketat. Apalagi untuk kantor sekelas Polres.

Peristiwa ini, jangan sampai hanya jadi penguat skeptisme publik pada kinerja kepolisian. Bagaimana mungkin polisi menjaga masyarakatnya, jika menjaga tahanan saja tak mampu? Mari lekas evaluasi sistem pengamanan tahanan di semua kantor Kepolisian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya