SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)–Keselamatan jiwa siswa dan guru yang setiap hari beraktivitas di ruang kelas II SDN Ketelan Nomor 12 Solo, kini terancam. Pasalnya kondisi ruang kelas tersebut sudah rusak parah.

Menurut pantauan solopos.com, kayu-kayu yang menyangga atap ruang kelas sudah mulai lapuk. Beberapa eternit di ruang kelas itu sudah ambrol. Bahkan beberapa kayu penyangga atap, harus diberi penyangga dengan kayu dan bambu besar, agar tidak runtuh. “Kalau penyangga ini diambil, pasti kayu di atas itu akan ambrol,” ujar Kepala SDN Ketelan Nomor 12 Solo, Sugimin, saat ditemui wartawan di ruang kelas tersebut, Jumat (24/3/2011).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kondisi tersebut, ungkapnya, membuat guru dan siswa was-was setiap kali berlangsung kegiatan belajar mengajar. Namun Sugimin mengaku tak bisa berbuat banyak karena kondisinya memang seperti itu. Awalnya, kata Sugimin, ruang kelas itu sudah tidak digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Siswa kelas II diminta masuk siang. Namun dengan berbagai pertimbangan, kebijakan itu diubah kembali.

“Karena guru yang mengampu kelas II dari luar kota dan sudah sepuh, jadi kasihan kalau harus masuk siang. Akhirnya kini siswa masuk pagi lagi. Sebenarnya kita juga was-was karena menyangkut nyawa orang banyak,” jelasnya.

Tak hanya atap ruang kelas II, terangnya, kayu yang menyangga atap ruang kelas lainnya sebenarnya juga harus segera diganti. Pasalnya kondisi kayunya tidak jauh berbeda. “Jenis kayunya sama. Dulu membangunnya juga bareng. Jadi kemungkinan besar rusaknya juga sama. Tapi karena eternit di ruang kelas lainnya masih utuh, kita tak bisa melihat secara langsung,” ungkapnya.

Bukan hanya itu, ruang kelas II SDN Ketelan Nomor 12 Solo juga tidak layak sebagai ruang belajar. Pasalnya ruang itu juga digunakan sebagai gudang, perpustakaan dan tempat ibadah bagi siswa muslim dan Kristen. “Ini ruang multifungsi. Siswa memang jadi tidak nyaman belajar di kelas. Tapi hal ini belum ada pemecahannya karena keterbatasan ruangan yang dimiliki,” ungkapnya.

Sugimin mengatakan beberapa bulan lalu sebenarnya sudah ada peninjauan dari Disdikpora dan DPRD, tapi hingga kini belum ada tindak lanjutnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Disdikpora Solo, Rakhmat Sutomo, mengungkapkan Pemerintah Kota Solo sedang memikirkan untuk merehab beberapa sekolah yang kondisinya sudah tak layak. Solo juga sudah mengusulkan kepada Kemendiknas agar Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi Solo bisa digunakan untuk pembangunan fisik. Namun hingga kini belum ada tanggapan.

“Kalau Juknis 2010, DAK digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan. Sementara Juknis 2011 hingga kini belum ada. Semoga nantinya bisa digunakan untuk pembangunan fisik,” terangnya.

ewt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya