SOLOPOS.COM - Ilustrasi toilet (bloguin.com)

Ilustrasi toilet (bloguin.com)

CIANJUR—Karena minimnya ruang kelas di SMP 6 Sindangbarang, Cianjur, Jabar, sang kepala sekolah (kasek) terpaksa manfaatkan 3 kamar kecil diubah menjadi ruang kantor dan perpustakaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi dihimpun, sebelumnya SMP 6 berstatus kelas jauh dan kembali berubah menjadi SMP cerdas seatap, hingga akhirnya memiliki bangunan sendiri yang terdiri dari satu ruang kelas dan ruang kantor dan empat kamar mandi.

Ekspedisi Mudik 2024

Seiring waktu jumlah siswa di sekolah tersebut terus bertambah hingga mencapai 97 orang siswa yang terdiri dari kelas VII,VIII, IX. Sehingga pihak sekolah membagi jadwal masuk pagi dan siang secara bergiliran.

Bahkan seiring bertambahnya siswa tersebut, membuat kepala sekolah dan 10 orang guru memilih untuk memakai ruang kantor menjadi ruang belajar bagi siswa, meskipun lahan yang dimiliki sekolah masih luas.

“Karena tidak ada kantor dan ruang lainnya, kami terpaksa mengalah dengan mengubah kamar mandi menjadi ruang kantor, gudang dan perpustakaan. Hanya satu kamar mandi yang bisa dipakai,” kata Kepala Sekolah SMP 6 Dida Suandiana kepada wartawan.

Dia menuturkan, meskipun berkantor di kamar mandi atau kamar kecil, tidak menganggu proses belajar mengajar siswa. Bahkan 10 orang guru tetap semangat memberikan pelajaran meskipun hanya berkantor di bawah pohon atau di warung di samping sekolah.

Sementara itu, puluhan siswa sekolah tersebut berharap sekolah mereka mendapat bantuan dari dinas terkait di Pemkab Cianjur, Provinsi Jabar, atau pemerintah pusat, layaknya sekolah lain yang memiliki ruang kelas yang cukup berikut ruang penunjang lainnya.

“Selama ini kami terpaksa masuk secara bergiliran kadang kebagian pagi kadang siang. Kalau siang konsentrasi sudah buyar karena panas atau kehujanan ketika berangkat. Harapan kami ada tambahan ruangan agar semua kelas masuk pagi,” pinta Rohman, siswa yang berusia 14 tahun.

Sedangkan akibat miniminya ruang kelas di SMP tersebut,  sebagian besar warga sekitar memilih untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah lain yang jaraknya cukup jauh.

Warga berharapa pemerintah segera melihat lokasi sekolah yang memiliki lahan hingga 6.000 meter lebih dan layak diberikan bantuan tambahan ruang kelas dan ruang kantor untuk guru, agar guru dan kepala sekolah tidak berkantor di bekas kamar mandi lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya