SOLOPOS.COM - Ketua Tim Stem Cell RSUP Dr. Sardjito, Prof. dr. Samekto Wibowo (kedua dari kiri) memaparkan penelitian sel punca atau stem cell untuk terapi pasien Covid-19 di RSUP Dr. Sardjito, Jumat (16/4/2021). (Harian Jogja/Lajeng Padmaratri)

Solopos.com, SLEMAN — RSUP Dr. Sardjito bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) mengembangkan terapi sel punca atau stem cell sebagai terapi pada pasien Covid-19. Dalam terapi yang masih dalam tahap penelitian ini, sembilan pasien Covid-19 berkontribusi sebagai penerima terapi.

Ketua Tim Stem Cell RSUP Dr. Sardjito, Prof. dr. Samekto Wibowo, menerangkan terapi sel punca sudah sering digunakan di dunia medis. Sebelumnya, terapi ini diberikan kepada penderita osteoartritis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kini, sel ini diujicobakan untuk terapi pasien Covid-19 dalam penelitian berbasis pelayanan di RSUP Dr. Sardjito. “Kriterianya untuk pasien Covid-19 derajat berat,” kata Samekto dalam Kick Off Pelayanan Berbasis Penelitian Terapi Covid-19 dengan Stem Cell di RSUP Dr. Sardjito, pada Jumat (16/4/2021).

Sekretaris Tim Stem Cell RSUP Dr. Sardjito, dr. Rusdy Ghazali Malueka, menerangkan penelitian ini telah mendapatkan izin dari BPOM. Terapi ini juga termasuk dalam standar terapi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan untuk pasien bergejala sedang, berat, dan kritis. Meski di dalam negeri belum ada penelitian mengenai terapi sel punca untuk pasien Covid-19, penelitian dari luar negeri menyebutkan ada peningkatan survival pada pasien Covid-19 sebanyak 2,2 kali lipat.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Penelitian Terapi Sel Punca untuk Pengobatan Covid-19 Dikembangkan di 11 RS , Mana Saja?

Standar Tinggi

Hingga saat ini penelitian di RSUP Dr. Sardjito ini telah merekrut sembilan pasien Covid-19 dengan hasil yang masih dalam tahap evaluasi. Penelitian ini menggunakan metode Uji Klinik Acak Buta Ganda Terkontrol (Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial) yang merupakan standar tertinggi untuk penelitian obat pada manusia.

“Rencananya penelitian ini akan selesai pada September 2021. Saat itu baru akan kita ketahui efektivitasnya,” kata Rusdy.

Ia melanjutkan injeksi sel punca pertama kali pada pasien Corona di RSUP Dr. Sardjito dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2021 lalu kepada pasien laki-laki berusia 63 tahun. Pasca injeksi stem cell tersebut, pasien menunjukkan perbaikan yang menggembirakan.

Hasil pemeriksaan Rontgen dada (chest x-ray) satu pekan pascaterapi stem cell menunjukkan perbaikan yang signifikan pada kondisi paru pasien. Hasil tersebut semakin mendorong Tim Stem Cell RSUP Dr. Sardjito untuk mengembangkan penelitian sel punca pada Covid-19 ini dalam bentuk uji klinik.

Baca Juga: RSUD Dr Moewardi Solo Teliti Sel Punca untuk Penyembuhan Covid-19

Berasal dari Plasenta

Sel punca merupakan sel yang belum terspesialisasi atau biasa disebut sebagai sel induk. Dalam tubuh manusia, sel ini bisa berasal dari tali pusar, sumsum tulang, kulit, otak, maupun bagian tubuh yang lain. Khusus untuk penelitian ini, sel yang digunakan berasal dari tali pusar. Bagian ini dipilih lantaran memiliki efektivitas yang bagus dan tidak mengakibatkan kanker.

Rusdy menerangkan stem cell yang digunakan berasal dari tali pusar bayi yang didonorkan. Tali pusar itu kemudian dikembangkan di laboratorium menjadi stem cell. “Stem cell itu bisa membelah, eksponensial, sehingga jumlahnya semakin banyak. Jadi dari satu donor bisa dipakai untuk sangat banyak pasien,” ujarnya.

Menurutnya, sel punca ini bisa memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Pada pasien Covid-19, terapi sel punca bisa memperbaiki sel pada paru-paru yang terinfeksi. “Terapi ini juga bisa memberikan antiinflamasi, anti-peradangan. Apalagi hasil riset dari luar negeri ada peningkatan survival pada pasien,” kata dia.

Baca Juga: Mengulas Biaya Terapi Sel Punca yang Dianggap ”Obat Segala Penyakit”

Pada penelitian di RSUP Dr. Sardjito ini stem cell diberikan menggunakan jalur infus intravena (IV) dengan dosis 1 juta sel/kg berat badan. Stem cell diberikan sebanyak 3 kali dengan rentang 3 hari antar-pemberian. Setelah mendapatkan terapi, pasien akan dilakukan pemeriksaan secara lengkap pada hari ke-15 dan hari ke-22 untuk menilai efektivitas dan keamanan. Pemeriksaan juga kembali dilakukan pada hari ke-29 hingga hari ke-91 untuk menilai ada tidaknya efek samping jangka panjang.

Baru di Jakarta dan Yogyakarta

Di seluruh dunia, riset stem cell untuk terapi Covid-19 ini berjumlah 20 penelitian. Di Indonesia, sejauh ini baru ada di DKI Jakarta dan di DI Yogyakarta. Terapi sel punca di Jakarta, sasarannya adalah pasien Covid-19 yang menggunakan ventilator. Sementara, di DI Yogyakarta dalam hal ini yaitu di RSUP Dr. Sardjito, pasien yang diteliti ialah yang belum dipasangi ventilator.

“Tujuannya memang diharapkan mencegah pasien agar tidak mencapai kondisi kritis. Kami ingin berikan [terapi] lebih awal. Jangan sampai sudah kritis, pasang ventilator, baru diberikan [stem cell]” ungkapnya.

Baca Juga: Akhirnya … Izin Penelitian Sel Punca di Indonesia Turun

Penelitian ini mendapatkan dukungan dari Kemenristek BRIN dan PT Bifarma Adiluhung. Tanpa sponsor, Rusdy meneruskan, penelitian ini mustahil berjalan. Sebab, biaya terapi ini paling sedikit Rp60 juta per orang.

Ia berharap penelitian berjalan lancar dan hasilnya memuaskan, sehingga terapi ini bisa digunakan untuk lebih banyak pasien Covid-19. Sebab, sejauh ini, tidak banyak pasien Covid-19 dengan kriteria penerima yang sesuai yang bersedia menerima terapi ini karena masih terbilang riset baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya