SOLOPOS.COM - RSUD Solo di Ngipang, Kadipiro, Solo, Senin (8/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

RSUD Solo di Ngipang, Kadipiro, Solo, Senin (8/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO — Dari luar, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang, Kadipiro, Banjarsari terlihat sepi, Senin (8/10/2012). Hanya tampak sejumlah petugas keamanan di RSUD tersebut yang sedang duduk di pos penjagaan serta pintu masuk utama RSUD.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memasuki bagian dalam lantai I RSUD, sudah tampak puluhan warga menanti giliran guna dipanggil untuk diperiksa kondisi kesehatannya. Sejumlah warga yang mengantri itu pun mengaku masih bingung dengan ruangan yang ada di RSUD.

“Saya rutin berobat. Karena saya terkena sakit komplikasi. Tiap hari harus minum obat dan tidak boleh terlambat. Satu tahun ini saya rutin mendatangi RSUD,” ungkap salah satu warga, Rebi, 50, saat ditemui Solopos.com, di ruang pengambilan obat RSUD.

Ditanya kondisi RSUD yang baru tersebut, Rebi mengaku masih bingung. “Sebelum ke sini, saya rutin berobat di RSUD yang lama di Pasar Legi. Ya masih bingung, likak-likuk jalannya harus kemana masih bingung,” kata warga Bonorejo, Nusukan, Banjarsari tersebut.

Pelayanan yang diberikan di RSUD tersebut dinilai belum maksimal. “Pelayanan belum maksimal karena mungkin masih baru ditempati ya. Tetapi kondisi rumah sakitnya lebih bagus dibanding sebelumnya,” ungkap Jini, 37, yang mengaku mengantarkan Rebi.

Senin, RSUD yang berada di perbatasan antara Kota Solo dan Boyolali tersebut mulai beroperasi. Meski mulai beroperasi, terdapat peralatan yang ada di RSUD tersebut belum sepenuhnya siap.

Sejumlah petugas pun masih melakukan penataan ruangan meskipun proses pemindahan barang dari RSUD lama sudah dilakukan sejak Jumat (5/10/2012). Direktur RSUD Ngipang, Sumartono, menyampaikan pihaknya tetap mengoperasikan RSUD tersebut sesuai jadwal.

“Sempat ada yang meminta kalau diberi kelonggaran waktu agar RSUD beroperasi satu pekan lagi. Tetapi tidak bisa, RSUD harus beroperasi mulai hari ini,” ungkapnya.

Sumartono menuturkan poliklonik di RSUD tersebut sudah siap. Hanya saja, poliklinik gigi belum bisa dioperasikan.

Hal ini lantaran belum terpasangnya instalasi di poliklinik tersebut. Ruangan yang sempit pun menjadi kendala tersendiri.

“Ruangan untuk poliklinik gigi biasanya 7×4 meter. Tetapi ruangan yang tersedian hanya 6×3 meter. Kurang lebar untuk meletakkan dental unit,” katanya.

Tak hanya itu, Sumartono menyampaikan pelayanan belum optimal. Hal ini lantaran terbatasnya perawat di RSUD tersebut.

Lantaran terbatas, pelayanan rawat inap pun hanya dibatasi untuk 10 kamar. “Perawat hanya 13 orang. Ya karena kemampuannya hanya 10 kamar, kami menetapkan batas pelayanan hanya sampai itu,” tuturnya.

Selain permasalahan tersebut, belum dioperasikannya lift juga menjadi kendala tersendiri. Alhasil, petugas di RSUD tersebut bolak-balik dari lantai I ke lantai III melalui tangga.

“Kalau mau dioperasikan, kami belum memiliki petugas guna merawat instalasi listrik dan air,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sumartono masih merasa was-was dengan kondisi listrik di RSUD tersebut. Hal ini lantaran instalasi listrik dari PLN yang mengalir ke RSUD tersebut sering oglangan. “Pekan lalu, sepekan bisa oglangan sampai tiga kali,” paparnya.

Guna mengantisipasi permasalahan listrik tersebut, pihaknya telah menyiapkan genset berdaya 150 kVa. Hanya saja, genset tersebut belum bisa dioperasikan. “Karena kabel yang ada panjangnya belum mencukupi,” katanya.

Meski masih terdapat sejumlah permasalahan di RSUD Ngipang, Sumartono menegaskan RSUD tersebut tetap beroperasi.

“Sesuai dengan surat yang ada, tanggal 8 Oktober rawat inap dan rawat jalan di RSUD mulai dioperasikan,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya