SOLOPOS.COM - Priyatmoko, 61, warga Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, membaca buku sambil menjalani perawatan cuci darah di Ruang Hemodialisa, RSUD Sleman, Sabtu (22/11/2014). (Harian Jogja/Rima Sekarani I.N)

Untuk membantu pasien gagal ginjal, RSUD Prambanan menambah unit hemodialisa

Harianjogja.com, SLEMAN– Untuk membantu pasien gagal ginjal, RSUD Prambanan menambah unit hemodialisa. Tak tanggung, sebanyak 13 bed disediakan untuk melayani pasien cuci darah.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Direktur RSUD Prambanan Isa Dharmawidjaja mengatakan operasional unit tersebut berdasarkan rekomendasi Pernefri dan surat keputusan dari Dinkes Sleman. Keberadaan unit ini, katanya, untuk menjawab persoalan pasien gagal ginjal yang membutuhkan layanan cuci darah khususnya di wilayah Jogja Timur.

Ekspedisi Mudik 2024

“Selama ini untuk melakukan cuci darah harus ke Sardjito atau RSA UGM. Dengan beroperasinya unit ini, mereka tak perlu lagi jauh-jauh ke wilayah Barat,” katanya kepada Harianjogja.com, Minggu (17/9/2017).

Isa menjelaskan, layanan unit HD saat ini masih dalam proses kredensialing dengan BPJS Kesehatan. Artinya, pihak rumah sakit baru melayani pasien umum untuk cuci darah dan bukan peserta JKN-KIS. Pihaknya berharap BPJS segera menyetuji proses kredensialing tersebut agar unit HD bisa melayani peserta BPJS Kesehatan. “Mudah-mudahan secepatnya,” harap Isa.

Sementara itu, Penanggungjawab Unit Hemodialisa RSUD Prambanan Ardianan Dinisari menjelaskan untuk tahap awal ini pihaknya baru akan mengoperasikan empat mesin hemodialisis yang disediakan. “Dengan empat mesin dalam sepekan kami mampu melayani 24 pasien,” katanya.

Keberadaan unit ini juga didukung oleh delapan orang perawat yang sudah tersertifikasi. Menurut Dini, jumlah pasien cuci darah yang terdata di wilayah Sleman Timur, lebih dari 10 orang. Sebelum izin operasional unit Hemodialisa keluar, pihaknya hanya memberikan surat rujukan bagi pasien.

Padahal pemberian surat rujukan juga ditentukan oleh kondisi pasien dan juga bisa tidaknya rumah sakit rujukan menerima pasien tersebut. Terkadang, katanya, kondisi rumah sakit rujukan terkadang penuh. “Ini yang menyulitkan kami. Padahal kondisi pasien sudah akut, kalau tidak segera cuci darah bisa meninggal,” katanya.

Dia berharap, warga dapat memanfaatkan layanan unit HD tersebut. Pihaknya sudah melakukan sosialisasi keberadaan layanan ini ke seluruh PPK yang ada di wilayah Sleman Timur seperti Prambanan, Berbah, dan Kalasan. “Kami sudah lakukan sosialisasi pada Sabtu [16/9/2017] tentang keberadaan unit HD ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya