SOLOPOS.COM - Dokter spesialis syaraf RSU PKU Aisyiyah Boyolali, dr. Amaludin Muzammil, saat menjelaskan hasil CT Scan dari pasien NG di ruangannya, Sabtu (20/8/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Tim dokter RSU PKU Aisyiyah Boyolali menemukan penyakit langka di RSU PKU Aisyiyah Boyolali bernama Schizencephaly. Penemuan berawal dari pasien laki-laki, NG, 36, yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU PKU Aisyiyah Boyolali, Jumat (5/8/2022).

Dokter spesialis syaraf RSU PKU Aisyiyah Boyolali, dr. Amaludin Muzammil, Sp.S, menjelaskan penyakit Schizencephaly ditemukan di otak. Ia menjelaskan Schizencephaly adalah gangguan perkembangan atau malformasi pada celah korteks serebri.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Insidensi di USA sekitar 200.000 orang dari seluruh populasi, sedangkan data di Indonesia belum ada,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Sabtu (21/8/2022).

Amal mengatakan penyakit Schizencephaly ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetik, infeksi, keracunan, gangguan pembuluh darah, gangguan metabolik, dan destruksi pada sel-sel syaraf di otak saat masih di dalam kandungan.

Lebih lanjut, Amal menjelaskan waktu itu pasien NG datang dengan kondisi kesadaran menurun atau delirium.

Baca juga: RSUD Pandan Arang Boyolali Kini Punya 3 Gedung Baru Lur…

“Kok anggota gerak kirinya lemah dan kanan berkurang juga. Kemudian gangguan di kelopak matanya, itu enggak bisa menutup. Kemudian mata ngelirik ke kanan yang kiri tengah seperti juling. Jadi kecurigaan ada masalah di otaknya, kemudian kami lakukan CT Scan,” kata Amal.

Setelah menemukan pasien NG mengalami Schizencephaly, Amal masih tetap merasa heran karena biasanya kejadian Schizencephaly ditemukan pada manusia di umur delapan bulan hingga 30 tahun. Akan tetapi, NG hingga umur 36 tahun tidak pernah periksa.

Tim dokter RSU PKU Aisyiyah pun mencari tahu kira-kira faktor penyebab Schizencephaly yang diderita NG. Dari jawaban keluarga NG, tidak ditemukan keluarga yang menderita penyakit seperti NG. Ia pun masih mencari penyebab Schizencephaly yang diderita NG.

Lebih lanjut, Amal mengatakan gejala klinis dari Schizencephaly hampir sama dengan Cerebral Palsy seperti gangguan motorik atau gerak. Namun, perbedaannya adalah jika pasien Cerebral Palsy masih memiliki kognitif yang baik. Akan tetapi Schizencephaly memiliki gangguan motorik dan kognitif atau mental.

Amal mengatakan berdasarkan pengakuan dari keluarga pasien, NG memang mengalami keterlambatan dalam tumbuh dan kembangnya seperti terlambat berjalan. Amal juga mengungkapkan pengakuan keluarga NG jika dia bisa melakukan aktivitas sehari-hari tapi terbatas.

Baca juga: 4 Bulan Kosong, Bangsal Covid-19 Brotowali II Di Rusunawa Boyolali Terisi Lagi

“Pasien NG ini kelas 1 SD tidak lulus, jadi memang ada retardasi mental. Kemudian, menurut keluarga, kelemahan anggota gerak kiri terlihat sejak kecil, namun tidak pernah diperiksa secara lengkap,” kata dia

Saat disinggung apakah penyakit Schizencephaly ini dapat disembuhkan, Amal mengungkapkan belum ditemukan obat untuk Schizencephaly. Namun, penanganannya dapat dilakukan dengan terapi untuk memperbaiki kognitif dan motorik penderita Schizencephaly.

“Harapannya dengan adanya kasus ini, kita semua bisa lebih waspada dan ini dapat dideteksi sejak dalam kandungan. Jadi, jika ada deteksi awal. Nanti akan mendapatkan penanganan yang tepat,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan RSU PKU Aisyiyah Boyolali, dr. Tri Budi Laksono, Sp.An, menjelaskan kronologi awal penemuannya saat seorang pasien laki-laki berusia 36 tahun datang ke IGD RSU PKU Aisyiyah.

“Kami dapati pasien ini anemia berat, Hb [Hemoglobin] hanya 1,5,” kata dia saat dijumpai Solopos.com di kantornya, Jumat (19/8/2022).

Baca juga: Jorok! Popok Bekas, Pembalut, Hingga Kasur Kotori Gorong-Gorong Dekat RSUD Boyolali

Setelah itu, Tri Budi menceritakan dilakukan CT Scan untuk pasien NG serta ditemukan Schizencephaly. Setelah itu, pasien NG dirawat di Intensive Care Unit (ICU) RS PKU Aisyiyah untuk meningkatkan kondisinya.

Tri mengatakan tim dokter berusaha memberikan obat sesuai klinis pasien dan pada hari kelima dirawat mulai ada tanda-tanda membaik.

“Pada saat di ICU sempat ditransfusi darah sampai enam kolf karena Hb-nya yang rendah. Setelah membaik, Hb sudah sekitar 9,5. Kemudian pasien dipindah ke bangsa,” kata dia.

Lebih lanjut, Tri mengatakan pasien NG kemudian diperbolehkan pulang setelah enam hari berada di RS PKU Aisyiyah atau tepatnya, Kamis (11/8/2022).

“Harapannya ini ada pasien langka yang mungkin bisa menjadi perhatian. Mungkin ke depan akan ada suatu penelitian dan sebagainya, itu bisa dijadikan pertimbangan,” kata dia.

Baca juga: INFRASTRUKTUR BOYOLALI : Akses ke RSUD di Andong Segera Dibangun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya