SOLOPOS.COM - Kabid Pendidikan Penelitian dan Teknologi Muhammadiyah Pusat, Malik Fadjar, memberikan pandangan saat acara sarasehan dan peluncuran buku Menyemai Sekolah Bertaraf Internasional di gedung SMP Muhammadiyah Program Khusus Solo, Senin (2/7/2012). Bersamaan dengan acara tersebut, diluncurkan buku Menyemai Sekolah Bertaraf Internasional Refleksi Modal Sosial dan Modal Budaya karya Mohamad Ali. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Kabid Pendidikan Penelitian dan Teknologi Muhammadiyah Pusat, Malik Fadjar, memberikan pandangan saat acara sarasehan dan peluncuran buku Menyemai Sekolah Bertaraf Internasional di gedung SMP Muhammadiyah Program Khusus Solo, Senin (2/7/2012). Bersamaan dengan acara tersebut, diluncurkan buku Menyemai Sekolah Bertaraf Internasional Refleksi Modal Sosial dan Modal Budaya karya Mohamad Ali. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO-Proyek sekolah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Indonesia dinilai gagal total. Penyebabnya birokrasi tidak mampu merajut modal sosial dan modal budaya yang ada di sekolah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pendapat itu disampaikan penulis buku Menyemai Sekolah Bertaraf Internasional, Mohamad Ali MPd saat ditemui wartawan seusai peluncuran buku tersebut di Aula SD Muhammadiyah Program Khusus Solo, Senin (2/7/2012).

Ali yang juga Kepala SD dan SMP Muhammadiyah Program Khusus ini mengungkapkan salah satu bukti gagalnya program sekolah RSBI, yaitu hasil evaluasi Kemendikbud akhir 2011 yang menyebutkan bahwa belum ada satupun sekolah RSBI di Indonesia yang bisa menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

Padahal program ini telah digulirkan delapan tahun silam. Sebutan sekolah RSBI menurutnya justru menyesatkan publik. Pasalnya publik kini sudah terbiasa dengan sesuatu yang disebut internasional ataupun sesuatu yang berasal dari luar negeri. “SBI itu sebenarnya baik asalkan berangkat dari budaya kita,” ujarnya.

Menurutnya SBI yang baik adalah SBI yang secara substansial berangkat dari kekuatan sekolah yang dipupuk terus, sehingga bisa bertanding dengan sekolah di luar negeri. Artinya untuk jadi SBI, tidak harus menjadi sekolah seperti di Inggris, di Australia ataupun negara lainnya. Tapi dengan memupuk modal sosial dan modal budaya yang dimiliki.

Modal sosial sebuah sekolah, terangnya, yaitu kepercayaan publik. Sedangkan modal budaya sekolah yaitu kultur sekolah, seperti budaya saling menghargai.

Mantan Mendiknas, Prof Dr A Malik Fadjar  MSc mengatakan RSBI adalah sebuah sarana mewujudkan harapan agar mutu sekolah di Indonesia bertaraf internasional. Tapi ia berpesan agar tidak menganggap sekolah RSBI sebagai sekolah yang paling baik.

Untuk melihat kemajuan sebuah lembaga pendidikan, terangnya, bisa dilihat dari pertumbuhannya, perubahan, pembaharuan dan kesinambungan di lembaga tersebut. Jika sebuah lembaga tidak menunjukkan pertumbuhan yang baik, artinya sekolah itu tidak maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya