SOLOPOS.COM - Wardoyo Wijaya (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Kondisi rumah sakit atau RS rujukan Covid-19 Sukoharjo dalam kondisi kritis. Demi mengurangi beban RS, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya meminta pemerintah desa dan kelurahan memaksimalkan rumah singgah sebagai tempat isolasi mandiri.

Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan kasus positif Corona masih terus meningkat. Kondisi itu membuat rumah sakit rujukan Covid-19 Sukoharjo mulai kritis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara Pemkab belum bisa menambah layanan fasilitas kesehatan (faskes) untuk penanganan pasien Covid-19. Sejauh ini ada 10 rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Makmur.

Baca Juga: Izin Kedaluwarsa, 63 Minimarket Sukoharjo Tetap Boleh Beroperasi, Kok Bisa?

Jumlah itu belum termasuk rumah isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala di RS UNS Kartasura, Sukoharjo, serta tempat isolasi dari Pemprov Jateng di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.

"Kamar-kamar rumah sakit hampir penuh menampung pasien Corona. Jadi solusinya saya minta desa dan kelurahan maksimalkan rumah singgah wilayah untuk menampung pasien positif Corona tanpa gejala," kata Bupati yang juga Ketua Satgas Covid-19 Sukoharjo, Rabu (27/1/2021).

Penanganan Dokter

Wardoyo mengatakan penanganan kasus positif virus corona tidak harus di rumah sakit. Tapi bisa dengan memaksimakan keberadaan rumah singgah di setiap desa dan kelurahan.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Solo Tercepat Nasional, Begini Tanggapan Anggota DPRD

Rumah singgah desa dan kelurahan ini memiliki fungsi sama yakni sebagai tempat isolasi mandiri warga yang positif virus corona tak bergejala. Tempat tersebut juga sama seperti RS yang membantu Pemkab Sukoharjo dalam penanganan kasus positif Covid-19.

Warga positif Covid-19 di rumah singgah tingkat desa dan kelurahan juga mendapat pengananan dari tenaga kesehatan, sama seperti pasien di rumah sakit dan isolasi mandiri di rumah.

Mereka yang menjalani isolasi mandiri di rumah singgah tetap dikontrol mulai saat masuk hingga dinyatakan sehat oleh dokter. “Kalau cukup di desa dan kelurahan maka bisa dekat rumah. Ini juga bisa menekan klaster keluarga,” ujarnya.

Baca Juga: ASN Karanganyar Ditemukan Meninggal Gantung Diri Di Rumahnya

Menurut Bupati Sukoharjo, RS rujukan diperuntukkan pasien positif Covid-19 dengan mengalami gejala dan membutuhkan perawatan intensif.

Komorbid

Terutama bagi pasien Covid-19 dengan memiliki penyakit penyerta atau komorbid perlu mendapatkan perawatan medis rumah sakit.

"Kalau ada kasus positif menginginkan isolasi mandiri di rumah pribadi, wajib menjalankan aturan. Karena kami masih terima laporan pelanggaran mereka yang isolasi mandiri," katanya.

Baca Juga: PDM Sukoharjo Dorong Penyintas Covid-19 Jadi Pendonor Plasma Konvalesen

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan rumah singgah desa dan kelurahan akan mampu membantu beban ruang isolasi RS. Keberadaan rumah singgah desa dan kelurahan juga sesuai instruksi pemerintah pusat.

Instruksi pemerintah pusat dalam penanganan kasus positif corona dibantu juga oleh pemerintah desa dan kelurahan. Sehingga tidak hanya menjadi tugas pemerintah daerah atau pemerintah pusat.

"Per 26 Januari akumulasi kasus positif virus corona Sukoharjo mencapai 3.764 kasus. Perinciannya, 309 kasus isolasi mandiri, 161 kasus rawat inap, 3.063 kasus sembuh, dan selesai isolasi mandiri, 231 kasus meninggal dunia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya