SOLOPOS.COM - Pelatihan crafting bagi Odapus dengan motode Kanzahi di RS Panti Nugroho, Sabtu (25/11/2017). (Foto istimewa)

RS Panti Nugroho menggandeng komunitas Relawan Lupus Indonesia (RELI) menggelar workshop dan pelatihan kerajinan pada Sabtu (25/11/2017).

 
Harianjogja.com, SLEMAN-RS Panti Nugroho menggandeng komunitas Relawan Lupus Indonesia (RELI) menggelar workshop dan pelatihan kerajinan pada Sabtu (25/11/2017). Acara ini diikuti oleh Orang dengan Penyakit Lupus (Odapus) beserta keluarga, relawan, pemerhati Lupus, perawat, dan beberapa dokter.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Kegiatan ini digelar dalam rangka ulang tahun RS Panti Nugroho ke-19 yang mengambil tema Kita Bisa Mewujudkan Setia Misi Membangun Negeri. Peserta datang dari sekitar Yogyakarta, Magelang, Solo, Purworejo, Pekalongan, Malang, Probolinggo dan Tenggarong, Kalimantan.

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur RS Panti Nugroho, Tandean Arif Wibowo mengyatakan rasa senangnya akan tanggapan yang antusias dari peserta. “Mereka mengharapkan ada kelanjutan dan ingin segera dihubungi lagi jika ada kegiatan serupa,” katanya sebagaimana rilis yang diterima Harianjogja.com.

Sejumlah pasien ini merasa terlibat dan kuat karena kebersamaan yang terjalin dari kegiatan tersebut. Penyakit Lupus merupakan penyakit ketika kekebalan tubuh atau auto imun yang melindungi diri menjadi berlebih dan membuat tubuh menjadi sakit.

Gejalanya yang umum berupa nyeri sendi, badan sering meriang /panas, mudah lesu terutama jika setelah kena sinar matahari yang lama. Muka juga timbul warna kemerahan seperti gambaran kupu di wajah, di dunia kesehatan disebut Sistemic Lupus Erytomateus (SLE), penyakit ini tidak menular, dan dapat dikendalikan hanya perlu pengobatan yang rutin dan menahun berdasarkan jenis dan lama sakitnya.

Adapun, tema ulang tahun kali ini diartikan sebagai upaya membangun negeri dengan mencerdaskan pemahaman akan pentingnya sehat dan memberikan pelayanan seluas-luasnya agar orang sakit segera menjadi sembuh dan bisa berkarya lagi buat keluarga dan masyarakat serta negeri tercinta, tambah Tandean.

Selain itu, dilakukan pula kegiatan screening mata dengan menyeleksi hampir 200 pasien. Seleksi ini untuk menentukan beberapa pasien yang layak dioperasi untuk pelaksanaan operasi katarak gratis pada tanggal 17 Desember 2017. Diharapkan kegiatan operasi katarak gratis ini akan menjadi agenda kegiatan rutin tahunan RS Panti Nugroho.

Mega Dhestiana, dokter yang menjadi narasumber dalam workshop tersebut mengajak peserta dapat menilai, mengatasi dan mengubah dirinya agar dapat merespon secara sehat persoalan yang mungkin ditimbulkan oleh penyakitnya atau tekanan yang timbul di sekitar itu.

Hal ini disebut sebagai resiliensi atau kelenturan diri  yang harus dipahami dan dilatih dalam keseharian. Sementara itu, Arif Nurcahyo, psikolog yang hadir menjelaskan jika dalam resiliensi itu peserta diharap mampu menilai dirinya dan kemampuan dirinya.

“Sehingga timbul semangat dan kepercayaan diri untuk selalu menjadi sehat,” katanya.

Acara ini kemudian ditutup dengan belajar ketrampilan crafting metode “Kanzashi” dengan memanfaatkan kain kain bekas dan perca menjadi bahan yang berguna seperti, assesori tissue, sandal, dompet, tas oleh komunitas Malang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya